"Liv! Ini gimana?!" tanya Antony panik.
Geh! Can't you at least cover your stupid lips?! ... Well, dia gak mungkin pakai lipstick, yah. Or should I try putting it on him? Fufufu.
Ia dengan percaya diri memperlihatkan bekas luka di bibirnya dan muncul di hadapanku begitu pintu rumah kubuka. Good Lord! Kalimatku barusan terdengar seperti kami adalah pasangan lovey-dovey yang baru saja melakukan make-out session on a hot summer day. D—mn, girl!
"Woi! Diem aja! Ini bantuin!" bentaknya tanpa menatap ke tempatku berdiri.
"Liv!" panggil Christian kegirangan melihatku. Ia tiba-tiba berlari mendekat dengan kedua tangan yang terbuka, meminta untuk dipeluk.
Jadi ini maksud dari perkataan sekretarisku tadi. Dengan tidak tahu diri Amelia menitipkan makhluk mungil ini di sini dan memaksaku untuk menjadi babysitter-nya. Hello~! I'm the boss here! Ugh!
"Lo kenapa bisa di sini?" tanyaku pada Antony tanpa perlu melihat wajahnya. Ogah sekali lagi melihat tanda yang kusematkan di atasnya.
Kok, dia gak bengkak, sih?! Jiwaku menjerit karena tidak memiliki teman senasib, bersama-sama berbibir jontor dan bersikap malu-maluin. I mean, c'mon! That's what friends are for, right?! Or ... pretend lovers? Majikan and babu? Errr, what are we exactly?
Kecupan hangat yang biasanya kulabuhkan di pipi Christian ditolaknya dengan kasar. Nooo! Tubuhnya yang gemuk sedikit mundur menjauhiku, kedua matanya terbelalak lebar menatap bibir seksi yang baru hari ini kumiliki dan juga baru pertama kali dilihatnya. Ugh! Why, Chris, why?! Don't you like my new look? It's wonderful, no?
Antony bangkit berdiri dan merenggangkan tubuhnya setelah sekian lama duduk bersila di atas karpet. "Diminta Amel ngurus. Geh! Kenapa lo dower gitu?!"
Arghhh!!! Shut up!
"Ini gara-gara siapa juga?!"
Bayangkan, kemarin ia menyundul bibirku layaknya bola sepak yang membobol gawang lawan. Bahkan sound effect yang ditimbulkannya bukanlah berupa 'cup' ataupun 'muachhh~', melainkan 'BUGH!' and it's f—ckin' painful!
Jadi begini 'kan, akibatnya! Alih-alih kecupan romantis—atau boleh, deh, 21+ alias french kiss—nyatanya aku mendapatkan bibir tebal yang mana semakin mirip dengan yang dimiliki artis Hollywood pemain karakter peri bertanduk.
Sexy, kah? Definitely not! Why? As Amelia said, there's nothing sexy about bibir jeding. Ngaku-ngaku mirip Angelica Julie! Duh! Ngaca!
"Baru kayak gitu udah bengkak. Gimana jadinya kalo ciuman betulan," balas Antony acuh seraya melangkahkan kedua kakinya pergi dan mengacak-acak rambutnya.
Wait? What?!!!
"Tunggu! Siapa juga yang minta dicium!" teriakku seraya mengejarnya.
Aku berjalan dengan perlahan ke arah dapur tempatnya berada seraya membungkuk, memegang tangan Christian dan mengikuti langkah kakinya yang pendek-pendek. "Ngomong-ngomong ... gue perhatiin, lo gak pernah polem lagi. Baju lo juga gak kek waktu interview," komentarku penuh curiga memandangi penampilannya yang cenderung normal.
"Ck! Agnes sialan!" umpatnya seraya memberikan segelas air putih kepada Christian yang diterimanya dengan antusias. "Katanya biar keterima kerja, harus kasih kesan pertama yang membekas."
And you believed your sister? Just like that? Errr ... dumb.
"Membekas banget memang. Ampir muntah gue tiap kali liat style lo," sindirku mengingat kembali poni lemparnya menempel di dahi dengan gel super tebal, yang kelihatannya seperti berminyak dan belum keramas lebih dari sebulan. Ew!

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
ChickLitReading List Dangerous Love - April 2022 @WattpadRomanceID Cerita Pilihan Bulan Desember (2021) @WattpadChicklitID -- [Undies Connoisseur Series] Olivia's Eccentric Placebo Kesehariannya dipenuhi oleh kerjaan, kerjaan, dan selalu kerjaan. Pulang lar...