"Can you please stop staring at my lips?!" pintaku sebal kepadanya yang terus menatap. Bahkan dari sejak tiba di kantor, kedua matanya terus nemplok ke bibirku yang mengundang ini.
"Sorry, tapi ... distracting banget," aku Amelia jujur, masih juga terbelalak lebar. "I feel like looking at you not as my boss, but more like a ... —sorry, lo tau sendiri kalo I never curse, but today is clearly an exception—you look like a b—tch." Arghhh!!!
Kuacuhkan tanggapannya yang super mengejek, segera duduk menyandar di atas kursi dengan tatapan cool layaknya seorang career woman berkelas. Yes, her annoying comment is nothing. It won't break me down or pierce my strong heart—ugh! Tetap saja sakit rasanya! Karena siapa juga yang suka dikatai jalang oleh bawahannya sendiri?!
Riasanku hari ini—dan hanya hari ini, definitely tidak akan kuulangi lagi di kemudian hari—bertema semi-bold—makeup natural, akan tetapi bibirnya dengan sengaja kuolesi lipstik merah delima nan tebal. Dampaknya, ukurannya membesar, volumenya bertambah, menjadi extra plump dan super berisi.
"Gak salah, lo kayak gitu ke kantor?" tanyanya kebingungan karena sekian lama bekerja baru kali ini ia melihatku seperti sekarang.
Don't ask! Ada maksudnya kenapa aku harus dandan hancur kek gini!
Ya! Cukup! Kuakui, I do look like a disgusting whore yang hobinya menggoda om-om girang berdompet tebal. Padahal, untuk apa pula? Puhleeze, deh! I have more than enough money to buy a new mansion or two! I don't need sugar daddy!
Habis bagaimana?! Aku tidak mempunyai pilihan lain untuk menutupi bekas luka yang kudapatkan kemarin! Sebenarnya sudah lebih dari sekedar 'bekas luka'. Aib ini namanya! Harga diriku jatuh, diinjak-injak! I'm falling from grace! Ugh!
"So?" tanyanya setelah meraih berkas kesepakatan yang sedetik lalu baru selesai kutandatangani—Indoapril setuju untuk menyewa lahan sebesar 4.000 meter persegi di area komersial selama 10 tahun lamanya, seluruh pembayaran di muka, pembangunan dan perawatan semuanya ditanggung mereka. "Kesan pesan ketemu calon mertua?"
Maksudnya calon mertua yang mulutnya mangap, matanya berbinar, dan bertepuk tangan bangga kala anak lelakinya menindihku tanpa ampun? Kuembuskan napas panjang dan meneguk kopi pahit yang telah disediakannya—aw! Panas banget, nih kopi! Aibku tambah perih, 'kan!
"Jangan tanya!" tolakku, tidak menggubrisnya yang kepo banget dan banyak meminta keterangan. "Buat lo!" lanjutku kepada sekretarisku yang hari ini cukup menyebalkan. Semoga pemberianku ini bisa membuatnya berhenti mengoceh, atau sekalian kusumpal saja mulutnya dengan isinya.
Matanya melotot kala menatap botol yang diraihnya dari dalam dus yang barusan kudorong kasar ke arahnya. "Are you crazy?! Gue gak hamil!"
"Oya? Gue pikir udah ada benih baru," jawabku asal, menatap perutnya yang sedikit membuncit, ngakunya sisa lemak yang masih tertinggal ketika mengandung anak laki-lakinya, which is bohong banget!
Padahal kalau ada makanan depan mata, kelakuannya berbanding terbalik dengan perilaku serius yang ditunjukkannya di kantor. Remember those scary zombie films? Once they got bitten, terus mulai berubah, suddenly hilang akal, then tidak peduli siapa pun yang ditemukannya bakal dijadikan mangsa? Yes, that's Amelia when she sees food. Ngeri, bukan? So that baby bump in her tummy? Is literally lemak karena kebanyakan makan. Definitely, not because of her pregnancy.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
ChickLitReading List Dangerous Love - April 2022 @WattpadRomanceID Cerita Pilihan Bulan Desember (2021) @WattpadChicklitID -- [Undies Connoisseur Series] Olivia's Eccentric Placebo Kesehariannya dipenuhi oleh kerjaan, kerjaan, dan selalu kerjaan. Pulang lar...