Prolog

104K 4.4K 30
                                    

Tahun ini di bulan ke 9 umur Ayna menginjak 27 tahun. Ketika teman-teman sebaya Ayna sudah menikah bahkan memiliki anak, Ayna masih betah sendiri.

Ma, Ayna enggak mau nikah sampai mati. Ayna mau sendiri tanpa laki-laki. Kalau bisa, Ayna mau adopsi anak aja.

Ucapan itu membuat Hera berniat menjodohkan Ayna dengan seorang kenalannya. Ayna tidak mempermasalahkan itu, ia hanya mengikuti apa kata mamanya, tapi bukan berarti ia setuju.

Kalau mama mau jodohin Ayna, boleh aja. Tapi Ayna enggak mau nikah, Ma. Ayna betah sendiri gini.

Dan malam ini adalah pertemuan Ayna dengan pria kenalan Hera.

Pertemuan mereka hanya di rumah sederhana milik Hera. Di ruangan tengah yang tidak terlalu besar ini sudah ada banyak orang dari keluarga Ayna.

Ayna duduk di samping ibunya menunggu kenalan Hera datang. Ayna tidak terlihat gelisah sama sekali, wajahnya terlihat begitu tenang. Tentu saja, Ayna sudah punya rencana agar kemauannya yang tidak menikah sampai mati terlaksana.

Ayna sebenernya tidak tega. Ayna tau saat mamanya mendengar perkataannya yang tidak ingin menikah sampai mati, Hera sangat sedih. Ayna semalam memergoki wanita itu menangis tengah malam saat ia pulang kerja karena lembur. Menyebut namanya dan berdoa semoga ia bisa berubah.

Tapi bagaimana lagi, Ayna takut dengan pernikahan walaupun sebenernya ia belum pernah menikah sebelumnya. Di tambah ia takut rencana pernikahannya yang kedua kalinya akan gagal lagi setelah 6 tahun berlalu.

"Mama berharap banyak sama acara ini."

Ayna hanya bisa memberikan senyumnya.

Sampai akhirnya keluarga dari kenalan Hera yang akan dijodohkan dengan Ayna datang.

Ayna belum mau menatap mereka. Ia tiba-tiba merasa bimbang, tidak tega apabila Hera kecewa dengan apa yang akan dilakukan dirinya nanti.

Ditambah Hera pasti akan kepikiran dengan dirinya karena belum menikah di usia segini. Karena di antara 4 saudara, hanya dirinya saja yang belum menikah.

Tapi dirinya juga tidak mau menikah sampai mati.

Ia betah sendiri.

"Nah, Abby sudah datang."

Suara Nia membuat Ayna memandang ke belakang. Ia terkejut bukan main. Kini ia merasakan gelisah. Bahkan jantungnya berdegup lebih cepat, jangan lupakan tubuhnya yang bergetar setelah melihat pria itu.

"Ayna, masih kenal Abby 'kan?"

Ayna memandang ke depan. Suara ibu Abby masih ia kenal. Ia tidak lupa dengan suara itu.

Dia menggelengkan kepalanya. Bingung harus bersikap bagaimana. Bertemu dengan mantan kekasihnya dalam acara perjodohan. Sial.

Ayna berdiri, sekarang ia tahu siapa yang akan dijodohkan dengannya. Ayna ingin kabur dari sini.

Ia melangkah pergi, namun baru beberapa langkah sebuah suara menginterupsinya. Langkahnya terhenti.

"Ayna, lama enggak bertemu. Kenalin ini anak aku, namanya Kia."

Bersama MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang