08 - Rumah

28.9K 2.4K 17
                                    

Ayna bingung harus bagaimana soal ponselnya yang tertinggal di mobil Abby. Ayna turun dari angkot tepat di gerbang perumahannya, namun ia tidak langsung masuk ke sana. Melainkan menunggu di gerbang. Ia berharap mobil Abby akan lewat sini.

Ayna bisa saja menyusul Abby, tapi Ayna tidak tahu keberadaan Abby sekarang. Ayna juga tidak tahu di mana Abby tinggal sekarang, kecuali Abby masih tinggal bersama orang tuanya.

"Ah, gue ngeri banget dia buka isi hp gua." Ayna terlihat khawatir. Tentu saja ia takut pria itu membuka isi ponselnya. "Mana gue sering curhat di note lagi, parah banget kalau dia sampai baca."

Ayna menghela napas kala mengingat itu. Berharap Abby tidak membuka ponselnya. Ayna memang sengaja tidak memberi pasword pada ponselnya, karena tidak ada yang penting atau bersifat rahasia.

Namun setengah jam menunggu, ia tidak melihat mobil Abby lewat sana. Ayna menghela napas dan langsung masuk ke dalam perumahan tempat tinggalnya.

"Ma," panggil Ayna kala melihat Hera baru saja selesai shalat Maghrib. "Ayna pulang."

Hera tersenyum dan langsung menghampiri Ayna. Ayna juga balas tersenyum, tentu walaupun keadaan ia khawatir soal ponsel, ia tidak akan melupakan rutinitasnya. Mencium kedua pipi Hera secara bergantian.

"Ayna laper?" tanya Hera.

"Enggak, Ma." Ayna menjawab sembari meletakkan tasnya di kursi depan. "Mama punya nomor Abby?"

"Kenapa emang? Kamu enggak punya nomor Abby?"

"Hp aku ketinggalan di mobilnya," jawab Ayna jujur.

"Kamu tadi bareng Abby pulangnya? Alhamdulillah, jangan ditunda lama-lama ya nikahnya."

Hera langsung tersenyum padahal bukan itu maksud Ayna membahas ini. Namun ia membiarkan Hera berekspektasi tinggi dan tidak ingin mengatakan yang sejujurnya. Tidak mungkin Ayna bilang tadi ia kabur saat di lampu merah.

"Pinjem hp mama ya. Aku mau chat dia."

"Boleh, hp mama ada di kamar. Ambil aja."

Ayna langsung masuk ke dalam kamar Hera dan mengambil ponsel Hera. Ponsel Hera juga tidak diberi password seperti ponselnya. Ayna kemudian mencari nomor Abby di kontak dan langsung menghubunginya. Namun tidak terjawab. Ayna ingat sesuatu, Abby pernah mengirimnya pesan di WhatsApp. Jadi Abby pasti punya akun WhatsApp.

Ayna langsung membuka aplikasi yang dimaksud dan sedikit kaget saat melihat nama Abby ada di barisan kedua obrolan Hera di WhatsApp. Yang pertama adalah dirinya. Ayna tidak mau tau apa yang Hera dan Abby lakukan di sini, ia hanya ingin mengambil ponselnya yang tertinggal di sana.

Ayna langsung menelpon Abby, namun panggilan ke satu, ke dua, ke tiga tidak terjawab. Sampai akhirnya panggilan ke empat suara Abby yang mengucapkan salam terdengar di telinga Ayna.

"Hp gue ada di mobil lo kan?" Tanpa basa-basi Ayna langsung ke intinya. "Lo di mana sekarang?"

"Iya tadi ada di mobil aku, kenapa?"

"Lo dimana sekarang?"

"Aku di rumah, kenapa Ayna?"

"Gue mau ambil hp gue, tolong share lock."

"Aku anterin aja, mau? Biar kamu enggak capek." tawar Abby.

"Enggak, mending gue yang ke sana. Nanti Lo caper sama mama gue lagi," tolak Ayna keras.

"Oke, aku sharelock. Sebentar," kata Abby dan telepon langsung dimatikan.

5 menit kemudian Abby tak kunjung memberikan lokasinya pada Ayna. Ayna langsung menelepon Abby lagi.

Bersama MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang