Sore hari setelah pulang kerja, Ayna membuka blokir nomor seseorang. Menekan tombol telepon untuk menghubungi nomor tersebut. Panggilan pertama tak terjawab membuat Ayna sedikit kesal.
"Lama."
Ia kembali menekan tombol telepon, dan di panggilan kedua suara pria mulai terdengar.
"Kenapa, Ay?"
"Gue mau ketemu sama lo."
"Ketemu?"
"Iya, sore ini juga."
"Oke oke, di mana?"
"Nanti gue share lock."
"Oke, mau aku jemput?"
"Enggak usah, gue bisa bawa kendaraan sendiri."
Ayna langsung mematikan telepon tersebut. Menahan napas kesal, suasana ruangan Ayna sore ini sudah sepi. Vivi, Pia, bahkan Adit sudah pulang sejak lima menit yang lalu.
Ayna kemudian memasukkan ponsel ke dalam tasnya. Kini giliran ia keluar ruangan, di luar ruangan juga suasana kantor sudah mulai sepi.
Ayna baru ingat, hari ini adalah hari terakhir ia masuk sebelum menikah. Karena ia sudah mengajukan cuti selama seminggu. Ini semua terjadi sebab paksaan dari Ibni yang membuatnya kesal dan marah.
Ayna berjalan menuju parkiran. Tapi pikirannya tertuju dengan pernikahan yang akan terjadi sekitar 3 hari lagi. Ya, pernikahan itu akan terjadi 3 hari lagi. Ayna tak menyangka.
Ayna baru sempat meminta Abby untuk bertemu karena pekerjaan hari kemarin-kemarin membuatnya lembur sampai hampir jam 10 malam. Jadi hari ini untung ia tidak lembur, Ayna memutuskan bertemu Abby walaupun mendadak.
Kali ini Ayna membawa mobil, sengaja. Ayna sedang tidak ingin membawa motornya. Bahkan sejak empat hari kemarin, kendaraan yang Ayna bawa adalah mobil. Sengaja, agar Ayna bisa menangis di dalam mobil tanpa ketahuan oleh keluarganya.
Ayna mengambil ponsel, memberikan sebuah lokasi pada Abby lewat WhatsApp lalu meletakkan ponselnya lagi dengan asal.
Ayna menahan napas. Ia tidak menyangka dengan hidupnya. Semuanya diatur oleh keluarga, bahkan ia tidak bisa memilih soal hidupnya ini.
Kemudian Ayna mulai menjalankan mobilnya menuju lokasi yang akan menjadi tempat pertemuannya dengan Abby setelah tidak bertemu beberapa lama.
Tak butuh waktu lama, 20 menit kemudian Ayna sudah sampai di lokasi tujuan. Setelah memarkirkan mobil Ayna tak langsung turun, ia membuka WhatsApp dan menanyakan Abby apakah sudah datang atau belum.
Belum ada 1 menit pesan itu terkirimkan, langsung ada balasan dari Abby yang mengatakan bila Abby sudah datang sejak 5 menit yang lalu.
Ayna mengernyit. Cepat. Padahal ia baru menghubungi pria itu dan minta bertemu secara mendadak belum ada setengah jam yang lalu. Tapi pria itu lebih dulu datang ke sini.
Ayna melihat wajah dirinya di pantulan ponselnya. Terlihat begitu menyedihkan.
Ayna turun dari mobil, menarik napas dalam-dalam untuk menyiapkan mentalnya bertemu Abby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Mantan
Romance[SUDAH TAMAT. PART LENGKAP HANYA BISA DIBACA DI KARYAKARSA/PDF] Gimana ya rasanya nikah sama mantan pacar? Di usianya yang sebentar lagi menginjak 27 tahun, Ayna belum juga menikah. Trauma tentang kejadian hampir 7 tahun yang lalu membuat Ayna memil...