14 - Sah!

36.2K 2.5K 46
                                    

Tibalah di hari pernikahan Ayna dan Abby. Kebetulan pernikahan Ayna dan Abby di hari Jumat, entah kenapa. Ayna tidak tahu begitupun dengan Abby, sebab acara ini dipersiapkan oleh seluruh keluarga Ayna dan keluarga Abby tanpa campur tangan Ayna juga Abby sedikitpun.

Ayna kini sudah bisa menerima walaupun sejujurnya ia belum bisa ikhlas sepenuhnya. Karena hari ini, hal yang tidak diinginkannya terjadi. Dirinya sudah sah menjadi istri dari Abby Alfarezi Putra.

Akad nikah berjalan dengan lancar dan khidmat dan sudah selesai sekitar 2 jam yang lalu. Dan yang menjadi wali nikah Ayna adalah Ibni, kakak pertamanya. Karena Ayah dan Kakek Ayna telah lama meninggal, jadilah Ibni yang menggantikan.

Akad dilaksanakan satu tempat dengan tempat resepsi yang akan diadakan malam nanti. Kebetulan keluarga Ayna dan Abby memilih salah satu hotel di Jakarta sebagai tempat acara.

Akad nikah tadi juga diwarnai dengan kesedihan dan tangis kecil. Bagaimana tidak, Ayna begitu sedih seharusnya kedua orang tuanya berada di dekatnya. Tapi sayang, hanya ketiga kakaknya yang menemani.

Setelah acara ijab kabul tadi selesai, kemudian acara foto bersama keluarga dan orang-orang yang datang di acara pagi ini.

Ayna menatap pantulan dirinya ke arah cermin. Kini ia tengah beristirahat sendirian di kamar hotel tempat acara pernikahannya. Abby? Ayna tidak tahu kemana pria itu, karena ia tidak peduli. Yang ia tahu, para laki-laki tengah pergi untuk shalat Jum'at.

Ayna berniat membersihkan diri dan beristirahat sebentar, acara resepsi masih nanti malam. Masih ada waktu beberapa jam yang bisa ia manfaatkan untuk beristirahat sebelum acara resepsi yang pastinya akan melelahkan diri.

Selesai membersihkan diri, Ayna membuka ponsel. Pesan WhatsApp dari Pia membuat Ayna salah fokus. Pia mengirimkan sebuah foto dirinya yang duduk berdua bersama Abby saat ijab kabul selesai. Di mana ia dan Abby menunjukkan buku nikah.

Ayna menahan napas, ia merasa kagum melihat dirinya di sana. Dengan pakaian adat Sunda, dirinya terlihat anggun dan lebih cantik, ditambah aksesoris siger juga bunga melati yang menghiasi kepalanya. Namun tatapan Ayna jatuh kepada sosok di sampingnya, Abby.

Dengan cepat, Ayna kembali meletakkan ponselnya.

Walaupun pernikahan ini tidak pernah Ayna inginkan lagi sejak kejadian tujuh tahun lalu. Tapi Ayna berharap, ini adalah pernikahan yang terjadi untuk pertama dan terakhir dalam hidupnya. Ayna berharap, rumah tangganya baik-baik saja.

Malamnya, acara resepsi dilaksanakan. Kini Ayna tengah berdiri menyambut tamu-tamu bersama Abby. Jangan lupakan dari mereka yang beberapa kali meminta foto, membuat kaki Ayna terasa pegal, begitupun dengan Abby. Ditambah mereka harus memberikan senyum terus menerus.

5 menit kemudian, beberapa orang mulai pergi. Ayna duduk sebentar. Sejak tadi Abby mengajaknya bicara, namun Ayna sama sekali tak menjawab kalau tidak ada orang selain dirinya dan Abby.

"Kia mau foto sama kita."

Tiba-tiba putri Abby menghampiri mereka, memeluk Abby erat. Dengan sigap Abby menggendong putrinya itu.

Ayna melihat itu dengan jelas, melihat Kia membuat mood-nya yang sudah buruk semakin buruk. Tapi tiba-tiba ia ingat, beberapa hari yang lalu Abby bilang Kia masuk rumah sakit.

"Enggak apa-apa kan Kia foto sama kita?"

Entah kenapa Abby bertanya lagi pada dirinya.

Ayna mengangguk sekilas. Lalu Abby menurunkan Kia dari gendongannya dan memanggil temannya yang kebetulan fotografer di tempat acara pernikahannya agar memfoto mereka.

Bersama MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang