17 - Abby dan Kia

37.2K 2.4K 74
                                    

"Besok kayaknya aku udah harus masuk kerja," ucap Abby di tengah sela-sela makan mereka.

Ayna berhenti menyuap, menatap Abby kebingungan. Padahal setau dia Abby sudah mengajukan cuti selama seminggu seperti dirinya.

"Kenapa?"

"Banyak kerjaan," jawab Abby.

Ayna diam beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk. Ayna tiba-tiba teringat suatu hal, sampai ia menjadi istri Abby dirinya belum tau di mana suaminya itu bekerja sekarang. Apakah masih di tempat yang sama seperti dulu atau tidak. Ayna juga tidak mau bertanya banyak hal. Ia masih membatasi dirinya dengan Abby.

"Aku mau minum," kata Kia membuat pikiran Ayna buyar.

Ayna tersadar bila Kia masih ada di rumah ini. Kemudian menatap gelas Kia yang sudah kosong dengan cepat Ayna menuangkan air ke gelas milik Kia.

"Makasih, Tante," kata Kia.

Ayna diam menatap Kia, Kia masih memanggilnya tante seperti dulu. Ayna tak masalah, karena ia lebih suka dipanggil itu daripada panggilan semacam ibu atau mama. Ayna merasa belum pantas untuk itu walaupun tadi pagi Rini sempat membahas itu.

Ayna tak menjawab dan fokus makan kembali. Ia sadar sejak tadi Abby meliriknya, namun ia mencoba tidak peduli.

Malam ini mereka makan nasi goreng buatan Ayna, karena hanya itu yang bisa dimakan karena bahan-bahan di kulkas yang masih kosong. Mungkin karena sebelumnya rumah ini hanya diisi oleh Abby seorang.

Selesai makan Ayna langsung pergi ke kamar Abby. Sedangkan Abby berada di kamar Kia. Kebetulan Ayna dan Abby belum pindah kamar karena barang yang dipesan mereka kemungkinan baru akan datang esok sore.

Ayna duduk di sofa kecil yang berada di kamar, menatap pintu kamar Abby yang tertutup. Tiba-tiba ia berubah pikiran karena kedatangan Kia di rumah ini.

Ayna ingin kamarnya juga Abby berada di lantai atas, tapi Kia di bawah. Walaupun Kia hanya ke sini di akhir pekan, tapi rasanya kasihan sebab jarak yang jauh dari kamar Kia ke lantai atas. Apalagi bocah itu masih kecil, bagaimana kalau terjadi yang tidak-tidak?

Ayna menghela napas, bingung bagaimana. Ia mencoba untuk tidak memperdulikan kehadiran Kia, tapi ia tidak tega. Ditambah ucapan Rini tadi pagi.

"Anggap Kia sebagai anak kandung kamu sendiri ya. Kia anaknya tuh baik banget, dia juga pinter, jadi Bunda mohon jagain dia untuk sekarang juga nanti. Jangan pernah jahat sama dia, dia enggak salah, Ay."

Ayna ingat ucapan Rini. Bahkan paham maksudnya. Kia hadir bukan kemauan anak itu, tapi kedua orang tuanya yang melakukan kesalahan, Abby dan Salma. Dan sejak kemarin Ayna sudah menjadi istri Abby, jadi sejak saat itu juga Kia adalah anaknya.

Ayna mendadak bingung, sikap bagaimana yang harus ia tunjukkan pada Kia? Ia masih tidak ingin dekat dengan bocah itu, walaupun memang ada rasa sedikit kasihan. Jangan kan dekat dengan Kia, dengan Abby saja Ayna masih sangat menjaga jarak. Ayna masih merasa sakit hati terhadap Abby.

Ketukan pintu membuat Ayna tersadar. Abby masuk, mata Abby menatap Ayna.

"Besok Kia sekolah, jadi aku harus anter dia dulu baru ke kantor. Besok kamu masih libur kan?"

"Iya."

"Kamu sendirian di sini enggak apa-apa?" tanya Abby.

"Enggak apa-apa," kata Ayna.

"Atau kamu mau ikut aku besok?" tanya Abby membuat Ayna menggeleng. "Kenapa?"

"Aku mau istirahat," jelas Ayna.

Bersama MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang