02 - Bertemu Mantan

43.5K 3.3K 144
                                    

Oh iya sebelum kalian lanjut baca, cerita ini bakal ada banyak kata kasar, ya. Jadi bisa paham ya mana cerita yang layak dibaca atau enggak sesuai umur kalian. Terima kasih<3.

-----

Hari ini Ayna sengaja bangun siang. Entah kenapa ia menjadi malas bangun pagi seperti biasanya. Bahkan waktu sekadang sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

"Ayna masih tidur, Ma?"

Ayna mendengar sebuah suara yang tidak asing di indra pendengarannya. Suara kakaknya yang kedua, Nia.

"Kayaknya, Ni. Udah biarin, jangan diganggu. Dia semalam lembur."

"Oke, Ma." Suara terhenti, kemudian kembali dilanjut. "Kata bang Ibni istrinya enggak bisa ikut malam ini, nanti mabok di jalan. Maklum ibu hamil. Jadi jangan dimarahin ya, Ma."

"Hmm, kebiasaan ya si Rinda. Tapi udah enggak apa-apa, yang penting cucu mama sehat-sehat."

Ayna menutup telinganya dengan bantal kuat-kuat, malas mendengar obrolan mereka. Sampai akhirnya suara pintu terbuka, Ayna tahu siapa yang membuka pintu kamarnya yang memang tidak dikunci setelah shalat subuh.

"Anak perawan jam segini masih tidur. Bangun, Ay!"

Nia, kakak kedua Ayna, membuka jendela kamar sampai cahaya masuk dan membuat silau seluruh ruangan. Ayna menggeram kesal mengambil selimut dan menutupi wajahnya.

"Bangun! Itu kucingmu belum diurus, belum dikasih makan. Terus anak kucingmu yang baru lahir dibawa kabur sama mamanya ke belakang kata mama, udah dicariin enggak ketemu."

Ayna masih diam dan belum ada pergerakan.

"Bangun! Gimana coba nanti kamu udah nikah masih ada begini."

Ayna langsung melempar selimutnya. "Siapa sih yang mau nikah? Dari kemarin nikah nikah nikah dan nikah terus. Bosen dengernya. Aku tuh enggak mau nikah, astaga."

Nia melotot tajam ke arah Ayna. "Apa maksud kamu?"

Sepertinya Hera tidak cerita tentang Ayna yang tidak ingin menikah sampai mati.

"Aku enggak mau nikah. Bahkan sampai aku mati. Maunya sendiri."

"Astaga, dasar aneh!"

Nia langsung menarik tangan adik terakhirnya sampai akhirnya bisa duduk di kasur. Memukul pelan tapi terasa sakit sampai Ayna semakin kesal dan mulai menggerutu.

"Ganggu aja ah, udah tahu hari ini libur."

"Ya karena kamu libur waktunya bantu bantu mama dong. Mama capek lho, kamu malah gini, astaga." Nia mengomel, dan mulai membereskan kasur milik adiknya. "Jangan males."

Ayna langsung keluar kamar dan melihat keponakannya yang sedang menonton tv di ruang tengah. Keponakannya sekarang berusia 9 tahun.

"Hai Tante Ay," sapa Aira. Nama keponakan Ayna, anak pertama dari Nia.

"Hai," balas Ayna dan mulai duduk di samping Aira.

Aira tertawa karena Ayna belum mandi dan malah mendekatinya. Menutup hidungnya sambil masih tertawa.

"Ih, bau. Mandi dulu, Te. Bau ih."

Bersama MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang