35 - Maaf

31.9K 2.4K 273
                                    

Saat Abby mendatangi rumah Baim, anaknya benar ada di sana. Tengah makan sembari disuapi oleh istri Baim di pekarangan rumah. Baim juga ada di sana, berkumpul sembari mengasuh anak.

"Ada masalah apa sih kamu sama Ayna?"

Abby langsung meminum air kemasan yang diberikan Baim padanya. Matanya menatap Kia yang tengah bercanda dengan anak Baim. Dia lalu menggeleng pelan.

"Enggak ada."

"Bunda sama ayah ke Palembang." Baim kemudian duduk di samping Abby. "Dan titipin Kia di sini. Dia bilang, jangan kasih tau kalau Kia dibawa ke sini. Tapi, aku tetap kasih tau Ayna. Jangan-jangan ini karena Ayna ya makanya Ayah larang kamu bawa Kia?"

Abby tak merespon perkataan Baim. Ia tentu ingat apa yang dikatakan Ayah Salma, jangan menjeput Kia Sabtu ini.

"Ayah juga udah bilang buat enggak jemput Kia dan bawa Kia nginep di rumah. Bukan karena Ayna. Ayah cuma bilang kalau aku sama Ayna butuh waktu berdua," kata Abby akhirnya bicara. "Tapi sekarang, aku mau izin bawa dia nginep di rumah. Mumpung Ayah enggak ada. Jangan bilang aja."

Baim menggeleng.

"Aku kasih tau Ayna, biar dia datang ke sini. Mau aku kasih nasihat. Bukan buat bawa Kia ke rumah kamu."

"Nasihat apa?"

"Urus Kia. Ayna mamanya. Walaupun cuma tiri."

Abby diam. Soal ini, ia bingung. Beberapa kali, ia ingin Ayna menganggap Kia juga anaknya sendiri. Tapi terlihat dari sikap Ayna juga kejadian di masa lalu, membuat Abby jadi ragu. Ia juga pernah bertengkar soal ini dengan Ayna sebelumnya.

"Dia masih kerja kan, By? Kenapa dia enggak di rumah. Mak—"

"Dia berhak nentuin hidupnya sendiri."

Abby memotong ucapan Baim. Ia tahu kalimat apa yang akan dikatakan Baim selanjutnya. Membawa Rena yang merupakan nama istri pria itu. Lalu menjelek-jelekkan nama Ayna seperti sebelumnya. Karena Baim memang tidak pernah menyukai Ayna dari awal.

"Rasanya cukup dia enggak bisa berkutik saat harus nikah sama aku karena keadaan keluarganya. Aku enggak mau paksa dia untuk hal lain."

Abby kemudian berdiri. Mendekati Kia.

Sedangkan Baim menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Abby.

"Kia ke sini bawa baju kan, Kak?" tanya Abby pada Rena yang sejak tadi memerhatikan mereka. "Aku mau bawa dia nginep di rumah."

Rena menatap Baim untuk meminta persetujuan suaminya. Karena pesan Ayah Salma adalah  jangan beri izin Abby untuk membawa Kia walaupun itu memang sudah jadwalnya.

Baim mengangguk pasrah. Bersikap tidak peduli akan yang Abby lakukan. "Biarin aja," katanya.

Akhirnya Rena berdiri. Masuk ke dalam rumah untuk mengambil tas Kia yang berisi baju juga peralatan lainnya.

Saat Rena keluar, Abby langsung mengambil tas tersebut.

"Makasih. Aku izin bawa Kia."

Setelah pamit, Abby menggendong Kia dan membawanya ke mobil. Abby tak peduli Baim mau bicara apa soal sikapnya kali ini. Juga, sebelum Baim mengadu pada Ayah Salma, ia akan lebih dulu izin pada pria itu.

Abby langsung menjalankan mobilnya. Melirik Kia yang duduk di samping dengan menggunakan sabuk pengaman. Abby menghela napas.

Teringat obrolannya dengan Gilang tadi. Andai saja, dulu ia tidak melakukan hal itu, ia dan Ayna pasti akan menjalankan pernikahan yang bahagia juga memiliki keluarga yang harmonis.

Bersama MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang