34 - Alasan Abby

27.7K 2.5K 183
                                    

"Akhirnya kita bisa ngobrol secara langsung gini ya. Kabar Mas Abby baik 'kan?"

Abby tak langsung menjawab sebuah pertanyaan yang diajukan Gilang padanya. Ia masih tidak memercayai bila akan bertemu Gilang yang ia ingat bila lelaki itu adalah mantan pacar Salma yang putus karenanya beberapa tahun lalu.

"Kabar baik. Kamu?" tanya Abby. Ia akhirnya kembali bertanya soal kabar Gilang walaupun sebelumnya ia tidak pernah berkenalan secara langsung.

Ayna sudah pergi, tinggalah mereka berdua. Abby sangat sadar, bila Ayna sengaja meninggalkannya berdua dengan Gilang.

"Baik juga."

Senyuman Gilang menyiratkan suatu hal tersembunyi. Namun Abby tidak tahu apa itu. Kemudian ia mengajak Gilang untuk pergi dari area pemakaman. Karena rasanya kurang nyaman bicara di sekitar makam.

Sampai akhirnya mereka sampai di parkiran yang berada tepat berhadapan dengan area pemakaman. Abby tidak melihat kehadiran Ayna. Entah kemana perempuan itu.

"Mbak Ayna udah di mobil."

Abby menoleh pada Gilang yang sejak tadi bersamanya. Mengernyit heran, bagaimana Gilang bisa tahu itu?

"Mbak Ayna barusan chat saya. Bilang kalau dia nunggu di mobil karena capek."

"Kamu bawa mobil, Lang?"

"Bawa, Mas. Kenapa?"

"Tadi Ayna kan ajak kamu untuk makam bareng dan kamu bilang lagi enggak sibuk. Jadi, sekarang aja. Kamu bawa mobil sendiri ya, saya sama Ayna. Kita bicara di sana aja, biar enak. Nanti saya kirimin alamatnya lewat Ayna."

Gilang mengangguk patuh. Lelaki itu lebih dulu masuk ke dalam mobilnya yang berada beberapa meter dari tempat Abby berdiri. Menatap Gilang yang diam di sana.

Abby menghela napas. Giliran ia berjalan menuju mobilnya. Ia baru sadar bila Ayna berada di samping mobil dan tengah memainkan ponsel.

"Ay, kamu sengaja, ya?" tanya Abby.

"Apa?"

"Gilang. Dia mantan Salma."

"Aku udah pernah bilang belum sih kalau dia mantan Salma?" Ayna pura-pura berpikir. "Aku sengaja temuin kamu sama dia, biar masalah selesai."

Abby tak membalas ucapan Ayna. Lagi-lagi menghela napas. Langkahnya memutari mobil dan berniat masuk ke dalam sana. Begitu pun dengan Ayna, masuk ke dalam dan duduk di samping Abby.

"Mau makan di mana?"

"Aku chat Gilang dulu dia beneran bisa atau enggak."

"Enggak usah. Tadi aku udah bilang dia, nanti biar kamu tinggal kasih alamat tempat makannya di mana."

Ayna menganggukkan kepalanya. Kemudian mengirimkan lokasi sebuah restoran yang tak jauh dari area pemakaman ini, hanya sekitar 1 km. Jadi tak memakan waktu lama ketika sampai di sana.

"Kemana?" tanya Abby, ia belum bisa mulai menjalankan mobilnya karena Ayna belum memberitahunya di mana tempat mereka akan makan bertiga.

"Ini," kata Ayna menunjukkan layar ponselnya pada Abby.

Abby pun tahu alamat itu. Ia langsung menjalankan mobilnya. Dan baru sadar bila mobil Gilang sudah tidak ada, lelaki itu pergi lebih dahulu.

"Gilang mantan kamu?"

"Hah?"

"Gilang itu mantan kamu?"

"Apasih?"

Ayna tak paham dengan pembahasan kali ini. Pertanyaan Abby terdengar aneh.

Bersama MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang