31 - Masalah

27.9K 2.6K 203
                                    

"Baru keluar?"

Sekitar 7 malam Ayna baru bisa keluar dari ruangan. Akhir bulan membuatnya harus merelakan waktunya lebih lama berada di kantor.

"Eh, iya. Belum pulang?"

Ayna tidak tahu kenapa Gilang masih berada di kantor, padahal beberapa bagian di kantornya boleh pulang seperti biasa.

"Saya lembur, Mbak. Banyak deadline yang mepet."

Ayna tersenyum lebar mendengar jawaban dari Gilang. Jadi sama seperti dirinya.

"Pulang naik apa, Mbak?"

Mereka berdua masih berdiri di pintu masuk kantor.

"Ojek online kayaknya, Lang. Tapi masih nunggu Vivi di dalam sih, tadi dia ke toilet," sahut Ayna. "Baru mau pulang juga?"

"Ojek online? Yang didepan Mas Abby bukan?"

Ayna mengernyit.

"Depan mana?"

"Tadi maghrib saya lihat orang yang sama kayak dulu pas Mbak Ayna minta tolong, itu Abby kan?"

Ayna mencoba mengingat. Kemudian mengangguk.

"Tadi saya lihat dia di depan Indomaret seberang kantor." Gilang menatap terus-terusan ke arah depan, sampai akhirnya jatuh pada sebuah mobil yang tak asing di matanya. "Itu, mobilnya kan?"

Ayna mencoba melihat walaupun kurang jelas karena hari yang sudah gelap.

"Enggak tahu, Lang."

"Warnanya putih."

"Mobil Abby menang warna putih."

"Ya coba samperin, mungkin dia mau jemput Mbak Ayna."

Ayna menggeleng. "Saya naik ojek online kok," kata Ayna yang membuat Gilang terdiam karena tak mau ikut campur. "Lagian saya enggak minta jemput dia dan dia juga enggak ngabarin saya."

Vivi kemudian menghampiri Ayna.

"Lang, lo belum pulang?"

"Ini baru mau pulang."

"Ya sana, ngapain di sini?"

"Ngobrol lah," kata Gilang sedikit jutek.

"Ya udah sana," usir Vivi.

Gilang pun kemudian pamit kepada mereka berdua.

"Pulang sama siapa? Soalnya gue dijemput suami, jadi enggak bisa antar lo."

"Ojek online," kata Ayna.

"Jadi ke rumah kakak lo?"

"Jadi, nanti biar sekalian gue tanyain soal rumah."

"Oh, oke. Makasih Ayna. Gue duluan deh, suami gue udah telepon nih." Vivi tangannya menunjukkan ponselnya yang menyala karena sebuah panggilan dari sang suami. "Hati-hati ya nanti."

Ayna tersenyum. Baru ia akan membuka aplikasi ojek online, sebuah pesan dari Abby muncul lewat notifikasi.

Abby : Aku di depan

Ayna terdiam. Matanya menatap ke arah depan. Abby membuka kaca mobilnya, jadi apa yang Gilang katakan itu benar. Ayna bisa tahu kalau itu Abby dari postur tubuhnya yang tak asing bagi Ayna.

Karena ingin cepat ke rumah Nia, Ayna melanjutkan untuk memesan ojek online. Namun, pesan Abby kembali muncul.

Abby : Kamu nungguin siapa? Aku di depan. Dari tadi nungguin kamu di rumah, tapi kamu belum pulang juga. Makanya aku jemput

Bersama MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang