36. Sadar Diri

1.8K 178 51
                                    

“Allah tahu kamu lelah.
Bahkan tanpa kamu memberitahuNya.”

🍊🍊🍊

🍊🍊🍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36. SADAR DIRI

“Aku bukan vampir!” bantah Nadila.

“Baguslah,” kata Raka.

Cowok itu menghampiri motornya. Mata Nadila sudah agak membaik setelah ditiup oleh Raka, tapi gadis itu masih memikirkan apa yang telah terjadi. Bukankah kata dokter semua sel kerucutnya sudah tidak berfungsi?

“Seharusnya warna-warna itu gak bisa aku lihat,” batin Nadila.

Raka menoleh ke belakang tepat ketika Nadila termenung. “NADILA!” panggil Raka.

Gadis itu tersentak kaget dan langsung salah tingkah. Bisa-bisanya Nadila termenung ketika bersama dengan Raka Alvarendra.

“Hantu sering hinggap di pohon beringin,” celetuk Raka menakuti Nadila sebab pohon itu tepat menjulang di belakangnya.

Jalanan itu juga tengah sepi sekarang ini. Ya, karena memang jalanan itu angker. Nadila kemudian menelan ludahnya lalu menghampiri Raka. Bukannya tidak takut, tapi Nadila hanya sedang menjaga sikapnya.

“Jalanan ini juga angker,” sambung Raka.

“Terus kenapa berhenti di sini?”

“Oh iya, mata lo udah gak perih?” Raka mengamati mata Nadila dengan tatapan manis.

Nadila, tahan.

Okelah, jangan sampai salah tingkah.

“Udah gak perih, kok.” Nadila menggelengkan kepalanya.

Raka kemudian naik ke motornya. Nadila hendak naik ke motor Raka, tapi cahaya terang menusuk pandangannya. Suara motor yang sangat bising akhirnya menguasai pendengaran Nadila maupun Raka.

“Sial,” umpat Raka.

“Dila, naik cepetan!”

Raka tidak takut jikalau ia harus melawan mereka semua, tapi sekarang ada Nadila yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Mana mungkin Nadila melihat Raka dikeroyok.

Dengan mata yang sedikit sakit, Nadila akhirnya naik ke motor Raka dan berhasil melarikan diri. Mereka tahu jikalau itu motor Raka, ketua geng blackwolf.

“Raka mereka siapa? Kenapa ngejar kita?” tanya Nadila.

Raka tidak menjawab pertanyaan Nadila yang itu. “Pegangan dan tutup mata lo!”

Nadila kemudian menurut. Biarlah Raka yang mengatur semuanya. Sebenarnya Nadila benar-benar takut jikalau terjadi sesuatu pada Raka.

Tangan gadis itu kini melingkar di pinggang Raka dengan sangat erat. Ia juga memejamkan matanya rapat-rapat sesuai permintaan Raka.

MENDUNG [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang