31. Galau

1.5K 152 50
                                    

“Kamu dilahirkan untuk satu tujuan. Tidak mungkin tercipta tanpa maksud. Percayalah. Kamu berguna, makanya nyata.”

🍊🍊🍊

🍊🍊🍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

31. GALAU

“Boleh gue suka sama lo?” tanya Raka secepat kilat.

“Eng—” Nabila menghentikan ucapannya dan malah tertegun setelah Raka mengatakan itu.

Nadila berlari meskipun tidak terlalu cepat. Ia sama sekali tidak keberatan jika memang teman-temannya meminta keadilan, tapi Nadila juga tak mungkin egois pada dirinya sendiri. Gadis itu mengidap penyakit yang sulit untuk dimengerti. Nadila bukan vampir seperti apa kata Raka. Dia hanya tidak kuat pada silaunya sinar matahari yang menusuk pandangannya. Biasanya akan cepat pusing bila Nadila menatap cahaya matahari atau lampu yang lebih terang. Dan kadang, itu bisa menyebabkan Nadila pingsan.

Penyakit langka itu sangat membuatnya frustasi, tapi kembali lagi, Nadila selalu menjadikan sabar sebagai kekuatannya. Tak lupa dengan kata bersyukur.

Nadila berlari dengan satu tangan ditaruh di dahinya. Yang terpenting baginya adalah matanya mendapat keteduhan.

Namun tiba-tiba kakinya lemas, hingga membuat kedua lutut dan tangannya mendarat menghantam kerasnya permukaan lapangan. Nadila tercengang dengan nafas terengah-engah.

Kenapa rasanya sulit?

*****

Nabila tersentak sambil menatap mata Raka dalam-dalam. Setelahnya ia menelan air liurnya dengan susah payah. Mengapa laki-laki di hadapannya ini bertanya seperti itu? Nabila juga menghela nafas berulang kali untuk menetralkan irama jantungnya yang terguncang.

Untuk beberapa saat Nabila terdiam dan hanya bisa berkedip. Matanya masih menatap laki-laki dingin itu.

Raka sendiri belum pegal menunggu jawaban Nabila. Namun dari tertegun itu Raka tahu bahwa Nabila tengah salah tingkah dibuatnya.

“Bil?” panggil Raka malas dan dingin.

Gadis itu masih terdiam dengan pikiran yang tengah ribut. Ada banyak kata yang terucap di dalam benaknya. Itu membuat Raka harus menyadarkan Nabila lagi.

“Nabila!” panggil Raka sekali lagi.

Di situlah Nabila mulai tersadar dan mengerjapkan matanya berkali-kali sambil mencuri-curi pandang pada Raka.

“Apa sih? Ngagetin aja!” protes Nabila sembari mengalihkan pembicaraan.

Raka terkekeh kecil dengan membaca smirk andalannya. “Bisa-bisanya ya lo ngebug?” tanya Raka kesal.

MENDUNG [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang