41. Penguntit

1.7K 144 51
                                    


"Cintai dirimu sendiri karena hanya dia satu-satunya orang yang ada untukmu selamanya."

🍊🍊🍊

🍊🍊🍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

41. PENGUNTIT

"Nabila, ayo kita pulang!" paksa Tina sembari menarik lengan anak gadisnya.

Nabila kebingungan begitu pun Raka. Lengan Nabila dicengkram kuat dan dibawa menjauh dari Raka. Namun bukan Nabila namanya jika tidak berani. Gadis itu lantas menghempaskan tangan Tina untuk melepaskan cengkraman itu.

"Ada apa, sih Bun?!" tanya Nabila. "Bila gak mau pulang. Bila mau di sini aja temenin Dila."

Tina menggeleng tanda tak mengerti lagi pada situasi yang sedang menyerangnya.

"Kamu masih mau anggap dia? Dia itu udah hancurin hubungan Bunda sama Ayah kamu!"

Nabila menyipitkan matanya sembari menautkan alis. "Maksud Bunda apa?"

"Bunda sama Ayah mau pisah," lirih Tina.

Seketika saja bahu Nabila merosok. Pelupuknya dipenuhi bulir-bulir bening yang siap jatuh. Berkedip sedikit, maka air itu akan gugur.

"Apa?" tanya Nabila tidak menyangka.

Raka langsung menunduk mengingat hubungan orang tuanya yang sudah berakhir. Ia tidak akan sanggup jika Nadila dan Nabila mengalami hal yang sama.

Nabila langsung menangkap lengan Bundanya. "Bunda bohong, kan?!"

"Bunda serius, sayang!"

Nabila menarik nafasnya dalam-dalam. Memejamkan matanya lama sebab sulit menerima pernyataan itu.

"Ya, masa Bunda nyerah gitu aja?" tanya Nabila. "Harusnya Bunda bujuk Ayah atau bicara baik-baik bisa, kan?"

"Mau Bunda benar sekalipun, Nadila akan tetap menang! Karena Ayah kamu itu cuma sayang sama dia!"

Nabila terpaku di saat itu juga. Apa yang dibilang Tina sama sekali tidak cacat dan benar adanya. Nabila sampai berpikiran bahwa ia tidak pernah mendapatkan keadilan di sisi ayahnya.

"Dan Ayah kamu bilang kalau-" Tina menghentikan ucapannya sebentar hingga membuat Nabila terdiam menunggu. "Dia akan bawa Nadila."

Nabila mengepal kuat tangannya. Bukan karena ia akan dipisahkan dengan Nadila, melainkan terlintas di pikirannya bahwa pria itu tidak menyayanginya. Nabila memilih untuk melangkah dan berlari setelah bundanya menuturkan itu.

Tina hendak mengejar, tapi Raka mencegahnya. "Biar saya yang kejar Nabila, Tante!"

Tina mengangguk dengan mata sedihnya. Raka akhirnya turun tangan untuk menolong Tina.

*****

"Bil!" panggil Raka sembari mencapai tangan Nabila dan mencegahnya berlari lagi.

"Ck, lepasin gue!" bentak Nabila. "Bukannya lo gak suka orang lain ikut campur urusan lo? Terus apa bedanya sama gue?"

MENDUNG [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang