34. Egois

1.7K 154 28
                                    

Cinta. Datangnya saja yang mudah, perginya sulit.”

🍊🍊🍊

🍊🍊🍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

34. EGOIS

“Bangsat!” umpat Raka. “Lo pikir lo bisa lakuin itu, hah?”

Raka menunjukkan wajah songongnya kepada saudara tirinya itu. Kemudian tertawa untuk meremehkan Andra. Semua ucapan yang dilayangkan Andra berhasil membuatnya tertawa.

“Jangan harap! Mimpi lo ketinggian!” sambung Raka.

Laki-laki itu tidak peduli lagi pada Andra yang berbicara penuh percaya diri. Raka akhirnya tidak menghiraukan Andra dan lebih baik belajar, pikirnya.

Raka berbalik, Andra berteriak. “Gue bisa kalahin lo, bahkan kalau gue harus mati!”

Laki-laki itu tersenyum miring kemudian kembali dingin. Terpancing emosi boleh, tapi harus tetap jaga sikap di depan musuh. Dari dulu sampai sekarang Andra memang menyebalkan dan sering sekali mencari muka di depan Rendra.

Mereka datang ke kehidupannya tanpa permisi, maka Raka akan mengusir mereka dengan cara yang sama.

*****

Nadila sedang menunggu Nabila di depan kelasnya. Ia ingin mendapatkan kejelasan atas apa yang dilakukan Nabila. Bagaimanapun Nadila harus mendapat alasan kenapa Nabila menerima Andra sebagai pacarnya.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kelas itu berakhir dan Nabila keluar berbarengan dengan yang lainnya.

“Nadila, lo ngapain di sini?” tanya Nabila.

“Ikut aku!” Nadila menarik tangan Nabila dan membawanya ke perpustakaan.

Kebetulan Nadila hendak mengerjakan tugas yang diberikan Raka, jadi tempat itu adalah tempat yang paling cocok untuk mengobrol.

“Kenapa?” tanya Nabila. “Lo mau kasih tahu gue kalau lo udah jadian sama Raka?”

Seketika Nadila salah tingkah. “J-jadian? Justru aku mau bahas kamu sama Andra yang baru jadian. Bukan aku sama Raka.”

“Tapi benar kan lo sama dia jadian?” tanya Nabila.

“Enggak, Bil! Itu gak benar!” jawab Nadila.

“Terus tadi, kenapa Raka sayang-sayangan sama lo?”

“Aku juga gak tahu, dia bilang itu latihan,” kata Nadila jujur dan polos.

Nabila memutar bola matanya malas. “Sama aja.”

“Kok jadi bahas aku sama Raka, sih?” tanya Nadila. “L-lagi pula aku gak suka sama Raka.”

“Bisa-bisanya lo bohong setelah gue lihat gambar itu,” batin Nabila.

Flashback On

MENDUNG [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang