51. Bad Part

1.6K 146 44
                                    

"Kini aku berdiri di persimpangan tanpa petunjuk arah."

🍊🍊🍊

🍊🍊🍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

51. BAD PART

Jarinya sibuk mengetuk-ngetuk setir mobilnya, tapi hatinya tengah gelisah seraya memantau para tamu Rachel yang datang. Sejauh ini tidak ada yang mencurigakan. Dia adalah Nabila Syakilla yang masih berdiam diri di mobil yang dikemudikannya.

Nabila sudah menyiapkan hadiah untuk Rachel sebagai pegangan. Isinya hanya udara sebab kado itu tidak bervolume. Nabila mana mungkin mau menyisihkan uangnya untuk Rachel.

"Masuk gak, ya?" Nabila ragu untuk keluar dari mobil. "Tapi kalau gue masuk, awkward banget. Dan pastinya Rachel bakalan adu mulut lagi sama lo, Bil!"

Gadis itu jadi berbicara sendirian akibat pergi tanpa pasangan atau teman.

"Kan gak epik nih ya kalau gue masuk, secara seluruh pasang mata bakalan tertuju sama gue!"

"Bukan karena lo cantik, Bil."

"Tapi karena lo ... jomblo!"

Nabila menerima keras gelar jomblo yang disandangnya. Karena meski jomblo, tapi mantannya adalah Raka Alvarendra.

"Ya, masa sih gue di sini terus?!" Nabila mulai risih. "Yang ada gue gak akan tahu Nadila udah datang atau belum!"

Nabila kembali bercermin di kaca yang ada di depannya. Rambutnya tetap dalam keadaan normal, bibirnya masih merah dan cantik, bedaknya tidak luntur sama sekali. Intinya dia hanya tinggal mengumpulkan keberanian untuk masuk.

"Oke, Bil. Lo bukan pengecut!" tegasnya. "Kalau emang yang punya acara ngajak ribut, ya jabanin aja! Toh, kalau hancur bukan acara lo, kan?"

Nabila menarik oksigen sebanyak-banyaknya untuk menetralkan jantungnya. Dengan sepatu hak tingginya, gadis itu keluar dari mobil dan berdiri dengan elegan. Kini Nabila yakin akan menghampiri acara Rachel demi Nadila. Langkahnya pun membawa Nabila masuk ke dalam rumah Rachel yang mewah.

Tak lama Nabila masuk, mobil yang dibawa Raka terlihat memasuki area parkiran.

Nadila dan Raka akhirnya keluar dari mobil dengan Nadila yang membawa bingkisan untuk Rachel, gadis yang membullynya.

Raka langsung menggapai jemari Nadila dan menelusupkan setiap jarinya untuk meyakinkan Nadila bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Malam itu menjadi sangat mudah karena Raka berada di sampingnya.

"Raka, kamu gak malu jalan sama aku?" tanya Nadila.

"Kenapa harus malu jalan sama pacar sendiri?" Raka benar-benar membuat Nadila melayang.

Mereka memang sudah berpacaran semenjak sore itu meskipun terasa sangat munafik. Raka menembak Nadila dengan perasaannya yang masih simpang siur. Namun Raka sedang memantapkan hatinya untuk Nadila. Semoga saja tidak ada hal yang bisa merusak hubungannya.

MENDUNG [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang