57. Olimpiade Fisika

1.5K 145 22
                                    

Aku hanya terluka, tidak berhenti apalagi mati.”
—Nabila Syakilla.

🍊🍊🍊

🍊🍊🍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

57. OLIMPIADE FISIKA

Waktu berlalu begitu cepat. Olimpiade itu telah ada di depan mata. Nabila sampai berkeliling untuk melihat seluruh orang yang datang ke sana. Sangat banyak membuat kepala Nabila pusing. Keringat mulai menjelajahi, nafasnya terasa sangat berat, dan wajahnya kini agak pucat.

Rasanya sangat gugup membuat Nabila ingin menyerah detik itu juga.

“Raka,” lirih Nabila.

Cowok itu menoleh dengan cepat. “Kenapa?”

“Mereka kok bertiga? Kenapa kita cuma berdua?” tanya Nabila begitu pelan.

Nabila kebingungan karena dirinya dan Raka hanya berdua, sedangkan yang lain bertiga.

“Lo baik-baik aja, kan?” tanya Raka yang melihat wajah Nabila yang kurang segar.

Nabila berdeham mencoba berbohong demi membuat Raka fokus mengikuti olimpiade. Nabila yakin, kepalanya pusing pasti disebabkan oleh fisika dan banyaknya orang. Namun Raka sudah mengira bahwa Nabila sepertinya sedang demam.

Gadis itu semakin kalut, kepalanya semakin pusing membuatnya harus menidurkan diri di meja.

“Bil lo sakit, ya?” tanya Raka.

Nabila kembali menegakkan badannya. “Enggak, kok. Gue baik-baik aja..”

Raka tidak mengerti kenapa Nabila tidak ingin mengaku. Ia sangat mengapresiasi Nabila yang bertanggung jawab, tapi ia tidak suka Nabila yang keras kepala.

Raka semakin yakin ketika Nabila memejam agak lama lalu menunduk kesakitan. “Lo sakit, Bil! Jangan bilang enggak lagi!”

“Ya, tapi olimpiadenya gimana? Gue gak mau dibilang pengecut!”

Raka menggelengkan kepalanya. “Gue gak mau lo pingsan saat olimpiadenya dimulai. Kalau mau nyerah sekarang aja.”

Seperti biasa, bukannya tenang, Raka malah membuat Nabila semakin panas dingin. Perasaannya campur aduk sekarang ini. Mana sepertinya lawan mereka sekelas Raka semua.

“Raka!” panggil seorang perempuan. Raka menoleh. “Dia yang satu tim sama kita?”

“Iya,” jawab Raka.

“Nabila, kan?” tanyanya.

Nabila berdeham setelah gadis itu mengetahui namanya. Dia duduk di samping Raka membuat Nabila risih. Tasya merupakan salah satu murid yang berprestasi, dia adalah orang kelima di kelas unggulan dan mendapat tempat untuk mengikuti olimpiade ini. Hanya saja selama ini Tasya telah menjebak Raka dan Nabila karena ia harus ikut orang tuanya ke luar kota.

MENDUNG [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang