Lari.
Lari.
Dan terus berlari.Dia harus berlari. Pergi dari tempat terkutuk itu sejauh mungkin. Suara teriakan dan umpatan terdengar tak jauh di belakangnya. Dia menoleh ke belakang dan melihat sekelebat bayangan mengejarnya.
Harus lari! Jangan berhenti! Benaknya berteriak mengingatkan. Seluruh tubuhnya terasa nyeri, jantungnya berpacu kencang karena tidak terbiasa berlari sejauh itu. Hawa dingin malam hari itu menyengat kulitnya, membuat dadanya kembang kempis, paru-parunya terasa sakit setiap dia menarik napas.
Dia tidak bisa melihat apapun. Sekelilingnya gelap, hanya sinar bulan yang menerangi hutan itu. Dia menoleh ke belakang, dan kakinya tersandung sesuatu. Dia terjerembab ke depan dengan wajah menghantam tanah lebih dulu.
"Ack," ringisnya. Dia kembali berdiri, mengabaikan rasa perih di lutut dan lengannya. Kakinya kembali berlari menyusuri hutan gelap itu. Dia tidak tahu dimana dia berada, tapi dia harus menjauh.
Jalan raya! serunya dalam hati. Air matanya merebak ketika melihat cahaya mobil berlalu lalang di kejauhan. Dia berhasil sampai ke pinggir jalan raya, namun jalanan mulai sepi ketika dia sampai di sana.
Wanita itu memeluk dirinya sendiri, berharap dengan itu dia bisa menghangatkan dirinya meski hanya sedikit. Pakaian yang ia kenakan tidak membantu, dan dia bertelanjang kaki. Tanah beraspal itu terasa lebih dingin ketika dia menapakkan kaki di sana.
Sebuah mobil melintas dan berhenti di dekatnya. Harapannya melambung tinggi, berharap ada orang baik yang akan membantunya kabur dari tempat itu. Namun senyumnya seketika luntur melihat beberapa pria berbadan besar, dengan setelan hitam yang sama seperti pada penjaga dari tempat dia kabur.
Dia mundur beberapa langkah dan membalikkan badan. Wanita itu kembali berlari. Dari arah berlawanan, di kejauhan, dia melihat sebuah mobil mendekat. Wanita itu melirik ke belakang. Dia tidak akan bisa menghentikan mobil itu dan meminta tolong pada pemiliknya sebelum pria-pria berbadan besar itu meraihnya dan membawanya. Dan dia bersumpah tidak akan kembali lagi ke tempat mengerikan itu. Hanya ada satu pilihan.
Ini saatnya. Wanita itu melirik ke belakang sekali lagi, lalu berlari lebih kencang ketika mobil itu semakin dekat. Pria-pria yang mengejarnya meneriakkan bawahannya untuk berlari lebih cepat. Sekarang! Wanita itu memejamkan mata dan berlari ke tengah jalan, tepat ke depan mobil yang sedang melaju kencang itu.
***
Tiba" muncul di kepala. Kepikiran buat ngelanjutin, tapi gak ada ide lagi, jadi di'buang' kesini deh haha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshots
Truyện NgắnHanya beberapa kumpulan cerita fiksi pendek berbagai genre yang terbesit di benak. Mohon dimaklumi ya kalau ada typo dan kesalahan kata, agak males buat ngoreksi hahaha. (Lagian, ini buat seneng-seneng aja. Buat mencurahkan ide doang.) Plagiat PLEAS...