Who's There Beside You?

78 26 2
                                    

Sebenernya niat mau tambahin foto biar lebih creepy dan feelsnya ngena, but I was pretty scared myself. Soooo, um, enjoy?

.
.
.

Aku menarik selimut hingga sebatas dada, merengkuh guling empukku, lalu menghempaskan kepala ke bantal. Cahaya lampu di lorong kamar menyilaukan mataku, meski kedua mataku telah terpejam. Aku lupa mematikan lampunya.

Ah, sudahlah! pikirku malas. Aku sudah terlanjur merebahkan tubuh dengan nyaman untuk bangun kembali demi mematikan lampu di lorong luar kamarku.

Aku berbalik beberapa kali, mencoba mencari posisi nyaman agar aku bisa segera tertidur nyenyak. Aku berakhir tidur dengan posisi menghadap ke arah pintu, yang dengan sengaja kubiarkan terbuka separuh. Cahaya lampu tak lagi terasa mengganggu, kala kantuk mulai menghinggap.

Aku hampir saja terlelap, kalau saja aku tak menyadari sesuatu. Cahaya lampu di lorong tak lagi terasa dari balik kelopakku. Apa seseorang mematikan lampunya?

Sebelum aku sempat memutuskan untuk membuka mata, cahaya itu kembali. Menampar kelopakku hingga membuatku harus mengerutkan dahi karena silau.

Apa adikku sengaja berbuat jahil untuk membuatku kesal?

Ah! Mungkin cuma tirai, batinku. Tapi … aku tidak memasang tirai di pintu.

Dan sebuah kesadaran membuat dahiku seketika berkeringat, rambut-rambut halus di tengkuk meremang.

Tidak ada seorang pun di rumahku. Aku sendirian malam ini karena orang tuaku serta adikku pergi ke kampung halaman untuk menghadiri acara di sana.

Aku yakin aku sudah mengunci semua pintu dan jendela. Tak akan ada yang bisa masuk kecuali mereka menerobos paksa. Dan jikalau itu terjadi, aku pasti akan mendengarnya. Karena suasana malam itu begitu senyap sampai-sampai aku dapat mendengar detak jantungku sendiri.

Jadi … siapa yang mematikan lampu?

Tapi, tadi itu tak terasa seperti seseorang yang memainkan lampu di lorong. Lebih terasa seperti … seseorang berdiri di ambang pintu kamarku, menghadang cahaya lampu tersebut.

Apakah itu penyusup? Apakah ada seseorang di dalam kamarku saat ini?

Detak jantungku berpacu dipenuhi rasa takut. Siapa? Jika pintuku dibuka, aku pasti akan mendengar derit atau langkah kakinya.

Aku mencoba menenangkan diri dengan menarik napas melalui hidung. Memberanikan diri, aku pun membuka mata secara perlahan.

Napas yang sejak tadi kutahan, akhirnya dapat kukeluarkan dengan lega karena tak mendapati siapa pun di ambang pintu kamarku. Tak ada seseorang di lorong. Aku mendesah lega. Aku hanya paranoid.

Namun ketika aku membalikkan tubuh dari pintu, seseorang--atau lebih tepatnya, sesosok wanita berpenampilan menyeramkan tengah berbaring di sampingku, dengan mata yang sepenuhnya hitam, sambil menyeringai lebar menunjukkan gigi-giginya yang berujung tajam dan mengeluarkan lendir hitam.

.
.
.

Tiba-tiba kepikiran ide ini karena gabisa tidur dan silau gara-gara lampu yg di luar kamar, and I was wondering, what would happen if… (y'know)

OneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang