ㅤ
"Berantakan. Semuanya berantakan."Avice mengernyitkan dahi melihat sang ratu mondar mandir dan tampak gelisah.
"Yang Mulia? Apa sesuatu terjadi?" tanya Avice bingung.
Aelia mengembuskan napas. "Semuanya kacau, Avice."
"Apakah karena Raja Kenric?"
Aelia berhenti. Mendengar nama Kenric, wajah gadis itu merona. Avice menghela napas keras-keras.
"Anda terjatuh dalam pesonanya ya?" Aelia tak menjawab. "Apa Anda akan berhenti?"
"Tidak!" jawab Aelia cepat. Wajahnya kembali tegas. "Rencananya akan terus berjalan." Dia mengalihkan pandangan. "Aku ... aku akan mencari cara."
.
.Rencananya untuk membalas dendam pada Kenric seketika terlupakan ketika Aelia melihatnya pulang. Senyum Aelia melebar ketika pria itu turun dari kudanya.
"Your Highness," sapa Aelia begitu dia berhenti di depan Kenric. "Bagaimana perjalananmu?"
Kenric tersenyum. Dia membelai rambut Aelia. "Cukup menyenangkan," jawabnya. "Kemari, aku akan menceritakan kejadian yang lucu."
Avice memerhatikan keduanya dari jauh, kedua tangannya terlipat di depan tubuh. Dia melihat mereka berjalan menjauh, dengan tangan Kenric di punggung Aelia. Dia berharap, Aelia akan menepati rencana mereka, agar gadis itu tak jatuh terlalu dalam pada Kenric.
ㅤ
Aelia menatap belati di tangannya. Avice terus menekannya untuk segera membunuh Kenric, namun dia seakan tak lagi sanggup untuk melakukannya. Tapi, jika dia tidak melakukannya, itu sama saja dengan mengkhianati Ragnar.Dia tak ingin mengakuinya, namun Aelia memang telah terjatuh dalam pesona Kenric. Pria itu membuka diri pada Aelia dan memerlihatkan bagian lain dirinya tak pernah diketahui banyak orang.
Kenric adalah pria yang romantis. Dia tahu cara memerlakukan Aelia dengan manis. Pria itu tak akan segan menunjukkan rasa sayangnya di hadapan semua orang. Memberi Aelia berbagai jenis hadiah adalah salah satu cara Kenric dalam menunjukkan kasih sayangnya.
Aelia menyarungkan kembali belati tersebut dan menyelipkannya di balik korset. Dia kemudian meraih busur yang terpajang apik di dinding kamar mereka. Dia ingin menjernihkan pikiran, dan satu-satunya yang dapat membuat Aelia melupakan semua bebannya adalah dengan berpanah atau berburu.
Sejak Kenric memberinya busur itu, Aelia menjadi giat berlatih memanah. Dia akan pergi ke lapangan untuk melatih kemampuannya, dan sesekali akan pergi ke hutan untuk berburu hewan kecil untuk kemudian diberikan pada warga yang membutuhkan.
Aelia menyampirkan quiver ke pundak dan pergi ke luar untuk mencari Kenric, namun Aelia tak berhasil menemukannya. Dia bertanya pada Hamlin, dan pria itu mengatakan kalau Kenric tengah berada di ruang perjamuan, menyambut seorang tamu dari kerajaan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshots
Short StoryHanya beberapa kumpulan cerita fiksi pendek berbagai genre yang terbesit di benak. Mohon dimaklumi ya kalau ada typo dan kesalahan kata, agak males buat ngoreksi hahaha. (Lagian, ini buat seneng-seneng aja. Buat mencurahkan ide doang.) Plagiat PLEAS...