Monster Under The Bed

97 5 0
                                    

"Tidakkah kau takut padaku?" monster yang bersembunyi di bawah kasurku bertanya.

"Tidak," aku menjawab.

"Kenapa?" monster itu kembali bertanya. Suara dalamnya membuat setiap kata yang terucap terdengar seperti geraman, membuat siapa pun yang mendengarnya pasti akan bergidik ngeri. Namun tidak untukku. Di balik suara mengerikan itu, aku bisa menangkap nada bingung bercampur penasaran akan jawaban yang kuberikan padanya.

"Kenapa aku harus takut padamu?" aku berbalik bertanya, penasaran dengan opini monster itu mengenai dirinya sendiri.

"Aku memiliki wajah yang menyeramkan," ia menjawab. Nada monster itu membuatku merasa seolah dia tengah meyakinkanku agar takut padanya. "Siapa pun akan ketakutan melihatku. Aku memiliki gigi yang tajam. Kedua tanganku dipenuhi kuku-kuku tajam, yang dapat dengan mudah merobek dan mencabik-cabik setiap jengkal kulit di tubuhmu. Apakah itu tidak cukup untuk membuatmu takut?"

Aku terdiam barang sejenak. "...Tidak," jawabku pada akhirnya. Sebelah tanganku bergerak untuk mengusap lebam yang menghiasi pundak kiriku. "Kau bisa terus berkata bahwa kau mampu menyakitiku karena penampilanmu yang menyeramkan, tapi kau tak pernah melakukannya."

Monster itu tak menjawab. Alih-alih, sebelah tangannya tampak menjulur keluar dari kolong tempat tidurku, dan berpegangan pada ujung kasurku. Mataku tertuju pada kuku-kukunya yang tajam. Kuku, yang tak pernah sekali pun menggores kulitku tiap kali dia menggenggam tanganku.

Aku melihatnya merangkak keluar dari kolong tempat tidur. Matanya yang segelap bayangan, dengan pupil berwarna merah darah, bersinar terang di tengah gelapnya kamarku.

"Kau tidak memerlukan penampilan yang menyeramkan untuk melukai seseorang," aku berbisik rendah. "Bahkan manusia dengan rupa menawan dan penampilan yang begitu lugu bisa jauh lebih menyeramkan darimu. Mereka mampu menyakitimu tanpa belas kasihan, sekaligus menyalahkanmu sebagai penyebabnya."

OneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang