Raungan bunyi bel mencipta helaan napas lega berujung riuh ramai di penjuru sekolah pada siang menjelang sore ini.
Bergegas merapikan meja, Ega kemudian setengah berlari ke arah Aria yang telah siap beranjak.
"Yok bareng gue." Ega menarik tangan Aria begitu saja. Bahkan gadis itu tak sempat kaget karena harus mengimbangi langkah Ega.
"Ega ... ma-u ... kemana?" Sambil menghindari kerumunan siswa yang bersiap pulang membuat Aria terbata. Ega terlalu cepat mengajaknya berlarian.
Belum sempat menjawab, mereka berhenti di lapangan
parkir sekolah.
"NONO!" Ega melambaikan tangan pada cowok di dalam mobil sedan sport. Menyeret tangan Aria kembali untuk mendekat.
"Hai, Ar," sapa Noah, meringis bahagia.
Aria yang terengah masih mengatur napasnya. Melengos dari tatapan Noah, lalu pandangannya jatuh pada cowok di ujung lorong yang terlihat mendekat.
"Ga, Ga, buruan masuk mobil." Aria mendorong tubuh Ega.
"Ha? kenapa?" Melihat Aria yang nampak cemas membuat Ega bingung. Namun, mendapati Satria yang merapat, malah membuatnya mematung dengan mata berbinar-binar.
"Mau kemana?" Satria terdengar ketus bertanya pada Aria.
"Pulang," cekak Aria.
"Pulang sama aku." Satria menarik tangan Aria, tapi segera diurai olehnya.
Melihat hal yang tak beres, Noah pun turun dari mobil. Berdiri membelah jarak diantara Aria dan Satria.
"Kalo anaknya nggak mau, nggak usah lo paksa lah," tegas Noah.
"Eh eh, ni kenapa sih?" Ega maju dengan polosnya, berniat mendekati Satria saja sebenarnya. "Satria, kita bareng aja yuk. Asyik kayaknya kalo makan siang dulu nih."
Noah terdengar mendengus. Seolah tak setuju dengan usul adiknya. "Lupain ide konyol lo. Buruan masuk!" Ia berbalik, sambil menggiring Aria memasuki mobil.
Tentu Satria tak tinggal diam. Meraih tangan Aria yang satu hingga tertahan. Netra yang saling beradu tajam memanaskan suasana.
"Lepas, Sat!" Aria bersuara, tanpa kuasa menatap wajah cowok itu.
"Lo nggak denger dia bilang apa?!" Noah ikut membubuhi.
Ega memukul lengan Noah. "Jangan nyolot napa sih, No!" sewotnya.
"Bener, nggak mau pulang sama aku?" Satria masih berusaha sabar.
Aria mengulir tangannya, hingga terbebas dari cengkeraman Satria. Tatapan matanya tak lepas, pasrah memandangi kepergian gadis itu.
"Lo berantem sama Satria?" Ega yang duduk di kursi belakang sampai melongok ke depan. Menatap Aria yang terdiam.
"Apasih, duduk yang bener!" Noah mendorong jidat Ega kebelakang.
"Hih. Kan, gue cuma nanya."
"Udah diem! Haram ngomong," Omel Noah.
Ega mencibir, bersedekap kesal karena gagal mendapat jawaban.
"Mau langsung pulang?" tanya Noah lembut. Sekilas menatap cewek di sebelahnya karena tak mendapat sahutan. "Ar?"
"Ha? Apa?"
"Noah tanya, lo mau langsung pulang apa enggak?" Ega lagi-lagi menilik ke depan. "Makan dulu aja, ya kita. Mau dong? mau ya, Ar."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BODY(heart)GUARD
Teen FictionAria adalah gadis mandiri dan kepala batu. Hidup dengan seorang ibu single parent memaksanya seperti itu. Lalu datang Satria, dengan kondisi keluarga yang hampir senada. Masing-masing melalui kehidupan yang tak sempurna. Membuat mereka saling meleng...