44. Teach Me!

93 19 1
                                    

"Lo sakit, Ga? Kok nggak ngabarin sih?" Aria berhambur pada Ega yang sedang tidur di ranjang. Langsung memeriksa kening dengan punggung tangan. "Anget, ya badan lo."

"Lo ngapain kesini? ntar ketularan. Gue cuma flu." Terdengar beberapa kali Ega bersin.

"Eh, ada Aria." Dinda muncul dari balik pintu.

"Hai, Tan."

"Udah lama?" Dinda menaruh nampan di nakas.

"Baru, Tan. Ega baru ngabarin kalo dia sakit. Pantesan beberapa hari nggak kelihatan di kampus."

"Iya, demam udah tiga hari. Bareng Noah tadi?" tanya Dinda kembali.

"Enggak tu, Tan."

"Oh, kirain sama Noah. Anaknya di bawah tuh lagi makan."

"Noah? kapan dia pulang, Ma?" tanya Ega, ia meraih obat yang Dinda ulurkan.

"Barusan, kok."

"Tumben, katanya minggu ini nggak pulang?"

"Ck, kamu tuh, kakaknya pulang bukannya seneng. Syukur-syukur mau tidur di rumah lagi," sahut Dinda.

"Lha dia bilang sendiri. Kenapa tiba-tiba nongol coba?" Ega menelan susah payah kapsul di tangannya. "Jangan-jangan dia tau elo bakal kesini, Ar?"

Aria mengangkat alis. Tak menanggapi perkataan Ega, tapi sepertinya kecurigaan mereka sama. Jangan-jangan Noah membuntutinya sedari kampus tadi.

"Udah," tegur Dinda pada Ega. "Yuk, kita turun, Ar. Makan bareng Noah."

"Aria nanti aja, Tan. Mau nemenin Ega bentar."

"Nanti kamu ketularan loh, sayang." Dinda masih berusaha membujuk.

"Iya, lo turun aja. Kalo lo sampe sakit, gue yang repot." Ega menambahkan.

"Jahat, lo." Aria mencebik. "Yaudah gue turun nih, lo cepet sembuh, ya."

"Iya, senin ketemu di kampus, gue janji." Ega mengudarakan telunjuk dan jari tengah.

Aria mengekor Dinda menuju meja makan. Semakin terlihat sosok berjaket putih sedang lahap menikmati makan siang.

"Noy, ajak Aria makan nih!" ujar Dinda, kemudian wanita itu menghilang begitu saja. Seolah sengaja memberi ruang untuk dua makhluk ini.

Noah melirik Aria, duduk lumayan jauh dari kursinya. "Ngapain disitu?"

"Hm? emang kenapa?"

"Makanannya disini tuan putri." Noah memelototi beberapa piring dihadapannya.

"Nggak laper."

"Ntar nangis di rumah, kelaperan."

"Ih, siapa yang nangis?"

"Minggu kemaren siapa yang sesenggukan pas gue ke apartemen? yang katanya kram perut sampe nggak bisa order makanan dari pagi?"

Aria makin cemberut, karena sindiran Noah memang benar adanya. Aria yang sedang datang bulan malas bangun dari tempat tidur karena kram perut begitu menyiksa, membuatnya enggan melakukan apa pun saat itu.

"Ada hubungan apa sih lo sama Candra?" Aria mengalihkan topik.

"Ha? kok Candra?"

"Gue baru inget, kemarin dia juga manggil gue tuan putri."

"Candra anak om Richard, Noy?" Dinda muncul dari taman belakang sambil membawa pot siram.

Noah tersedak, entah karena apa yang jelas Aria buru-buru menuangkan minuman. Dinda pun mendekati mereka.

THE BODY(heart)GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang