32. Love Hurts

102 22 7
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu, tapi Aria masih duduk santai di bangkunya. Begitu juga Ega. Gadis itu mendekatinya kemudian.

"Lo nggak pulang?"

"Masih nunggu Satria."

"Nggak mau bareng gue? Noah ada pelajaran tambahan, tapi nggak lama kok."

"Enggak, duluan aja."

"Yaudah, gue cabut, ya? Mau ngantin dulu."

Aria mengangguk. Mengamati ponsel setelah melihat punggung Ega menghilang di balik pintu. Belum juga ada notifikasi masuk dari Satria.

Sekitar lima belas menit kemudian akhirnya Satria menelepon, mengabari sudah sampai di depan sekolah. Aria bangkit dengan tergesa, berlarian melewati koridor.

Celingukan di depan gerbang, Aria mendapati sedan kuning terparkir di seberang jalan. Buru-buru menghampiri, Ia menyeberang setelah memastikan jalanan aman. Tak melihat sebuah motor sport hitam yang tiba-tiba saja melintas dengan cepat.

"ARIA!!!"

Noah berteriak, menghentikan mobil yang hendak keluar gerbang. Ia turun secepat kilat, menarik tangan Aria, hingga tubuh mereka saling menumbuk. Lelaki itu menangkup sangat erat.

Beberapa detik begitu cepat, karena Aria segera melonggarkan tubuhnya.

"Lo nggak pa-pa, Ar?" Ega berhambur ke arah mereka.

Aria menggeleng, wajahnya tampak pucat. Sementara itu, dari seberang jalan, Satria berusaha melintas kemudian berlari mendekati. Ia menarik bahu Aria menjauh dari Noah.

"Kamu nggak pa-pa, kan? lain kali ati-ati, liat-liat dulu sebelum nyebrang!" Wajah cowok itu panik dan gusar sekaligus.

"Lo bisa nggak jaga cewek lo?!!" ketus Noah.  

"Lo ngapain nyolot sih, No?" protes Ega.

Noah mendekati Satria dengan rahang mengeras, mendorong dada itu dengan telunjuknya. "Lain kali, jangan pernah tinggalin dia sendirian lagi!" Mata itu menyorot tajam, bahkan Satria hanya bisa tercengang tanpa sempat menjawab.

Ega menarik paksa tangan Noah, mengisyaratkan pamit dengan sedikit senyum pada Aria dan Satria.

Noah tampak emosi selama mengemudi. Berkali-kali membunyikan klakson mobil, padahal kondisi lalu lintas memang sedang padat.

"Lo kenapa sih?!" sewot Ega.

Hanya terdengar dengusan Noah, tampak malas untuk menjawab.

"Lo masih suka sama Aria?" imbuhnya, mengamati wajah kesal Noah yang belum menghilang. "Jadi, Lo yang naruh coklat sama susu di laci Aria tiap hari?"

Netra Noah membola, menoleh sekilas ke arah Ega.

"Jadi bener?" Gadis itu terus mencecar pertanyaan.

"Jangan ngasal!" Akhirnya Noah mengeluarkan suara.

"Belum bisa move on jugak? Mau sampe kapan?!"

"Berisik!"

"Aria sama Satria udah nggak bisa dipisahin. Mending lo nyerah!"

Noah membisu kembali, fokus melihat ke depan. Kurang dari setengah jam, mobil sampai di halaman rumah mereka.

Ega hendak membuka pintu dan turun dari mobil, tapi tertahan oleh ujaran Noah.

"Gue nggak bakal nyerah."

Setelah Ega keluar, Noah kembali tancap gas pergi dari rumah.

.

THE BODY(heart)GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang