Satria berjalan mendekati Noah. Cowok itu mengirim pesan, menunggunya di taman belakang sekolah.
Terlihat Noah sendang bersandar di pohon seraya bersedekap. Ia belum juga bercakap meski Satria sudah berdiri di dekatnya.
"Sori. Udah bikin lo babak belur." Akhirnya Satria memulai. Mengalah karena sepertinya sahabatnya ini memang berniat bebaikan.
Noah mengurai tangannya. "Sori juga, udah bikin lecet wajah mulus lo."
Mereka saling menatap, terkikih bersamaan kemudian. Dua tangan tampak berpaut sebagai tanda perdamaian.
"Makasih, udah jagain Aria waktu itu."
Ternyata saat Aria membolos karena terlambat dan bertemu para preman sekolah, Satria telah mengirim pesan pada Noah untuk menjaganya. Firasat satria mengatakan bahwa cewek itu tidak akan sampai ke sekolah memang tepat.
"Gue lebih dari jagain. Gue udah jatuh cinta."
Satria menatap sekilas. "Kalo masalah itu. Tergantung Aria."
"Jadi lo ijinin?" Wajah Noah sumringah.
"Bukan berarti gue bakal diem."
"Ah, nggak jelas lo."
Satria menghela napas berat. "Gue butuh waktu."
"Jangan lama-lama. Ntar gue embat." Noah berlalu sambil menoyor dahi Satria.
"Bangke!" Satria mengejar Noah yang lari terbirit-birit seraya tergelak kencang.
Dari kejauhan, Aria mengamati dua pangeran sekolah sedang bersenda gurau. Sudut bibirnya terangkat tinggi. Ada perasaan lega terasa.
Saat para murid perempuan juga sedang menikmati pemandangan yang sama, senyumnya memudar seketika.
"Gila, saingan gue banyak banget," gumamnya. Lalu, tampak Satria melempar senyum dari kejauhan. Membuat Aria salah tingkah. Apalagi sesaat kemudian murid-murid cewek berbisik dan melihat sinis ke arahnya.
Aria sesegera mungkin ngacir ke kelas. Berhambur ke arah Ega yang sedang duduk di atas meja sambil rumpi dengan siswa lain.
"Ga, sini sini ikut gue." Aria menarik tangannya begitu saja.
"Astaga, apaan sih beb."
Aria mengajaknya duduk di kursi kosong sudut ruang. Sebelum memulai cerita, cewek itu merapikan rambut dan posisi duduknya dengan rapi. Membuat Ega mengernyit.
"Kenapa? ada berita besar apa?" Tanya Ega tanpa antusias sedikit pun.
"Tau nggak?".
"Enggak."
"Ihh."
"Ya elo belum cerita, gimana gue tau."
"Sttt ... dengerin gue!"
"Udah dari tadi kali gue dengerin. Lo mau cerita kayak siap-siap ngasih sambutan."
Aria mengikik. "Iya-iya gue cerita ni."
"Buruan!"
"Ya elo diem dulu."
Ega memberi kode sealed di bibirnya.
"Satria sama Noah udah baikan."
Ega berdecak. "Kirain ada kabar apa. Sekolah libur sebulan kek, atau seenggaknya guru rapat kek, jamkos gitu. Kayaknya lebih bikin gue happy deh."
"Ega!"
"Mereka udah gedhe. Mau berantem ya biarin aja."
"Ah, lo nggak punya ati."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BODY(heart)GUARD
Novela JuvenilAria adalah gadis mandiri dan kepala batu. Hidup dengan seorang ibu single parent memaksanya seperti itu. Lalu datang Satria, dengan kondisi keluarga yang hampir senada. Masing-masing melalui kehidupan yang tak sempurna. Membuat mereka saling meleng...