Tentang semua yang ada dalam diri seorang Ananda Reno:
•Tentang kehidupan sehari-harinya.
•Tentang bagaimana dia ketika sendiri.
•Tentang apa yang sedang keluarganya alami. Bunda dan Ayah.
•Tentang masa lalu yang sering menghantuinya. Cinta dan ling...
Kabar perjodohan anak pensiunan TNI Angkatan Darat atau lebih tepatnya bapak yang sekarang berprofesi sebagai Manteri menghebohkan satu desa. Bagaimana tidak, si calon mempelai wanitanya seorang 'kembang desa'.
Rupanya jelas cantik. Julukannya saja sudah kembang desa. Yang ngebet pengin nikah juga banyak dengan si kembang desa itu. Tapi karena orang tuanya yang pilih-pilih, banyak pria yang pulang dengan berkecil hati.
Bukan anak orang kaya, tapi tanah seluas kurang lebih 4500 meter persegi nggak salah juga, ya, kalau orang tuanya pilih-pilih dalam hal mencari calon mantu. Apalagi si kembang desa itu anak tunggal. Rumahnya juga tak kalah luas dengan tanah lain milik keluarga itu.
Mau tau umur si kembang desa itu? Baru menginjak 15 tahun Januari bulan lalu. Kalau calon mempelai prianya 7 tahun lebih tua. Sekitar 22 tahunan, lah.
Sebenarnya, si pihak perempuan belum menjawab tawaran bapak manteri. Tapi karena beliaunya yang terlalu antusias, dengan terpaksa pihak perempuan mengiyakan saja.
Padahal si kembang desa masih menunggu pembukaan resmi SMA yang belum selesai dibangun. Tapi kabar pernikahan itu sangat ramai dibicarakan di luaran sana.
Maklumi, ya, karena di jaman ini pernikahan dini tidak dipermasalahkan, malahan, orang-orang berkata, "percuma anak perempuan di sekolahin tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya juga bakalan jadi ibu rumah tangga."
Sayang sekali, padahal dia itu anak yang pintar, selalu menjadi juara kelas. Anak mandiri, ibunya tidak mau tahu dengan kehidupan pribadi anak itu. Tapi kalau masalah laki-laki, ya, pasti maju paling depan.
Merelakan pendidikannya dengan hanya memiliki ijazah SMP. Dan menikah dengan si sulung anak manteri itu di bulan September 1994.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•To Be Continued√
⚠️ Latar tempatnya bukan Jakarta, Bandung, Bogor, atau kota-kota besar lainnya yang biasa sering digunakan oleh author-author lainnya. Melainkan sebuah desa yang dekat dengan kota. Salah satu desa di kota Jember, tepatnya kota kelahiran saya.
Terima kasih. Semoga ceritanya pas, dan feel nya dapet🙏 Saya belajar menulis, jadi, bila ada salah penulisan kalimat/kata mohon ditegur dengan sopan.
⚠️ Ceritanya di singkat. Karena kalo di ceritain secara detail bakalan panjang banget. Bisa-bisa satu judul 🥴