"Ren, ikut nggak kamu ke makam?" Mbak Marta bertanya sambil membantu Alice mengenakan baju, saat Reno akan duduk di kursi ruang keluarga.
"Sama siapa?" Tanya Reno yang menyalakan ponselnya.
"Ya, semua. Kalo ikut bonceng aku. Pake motorku."
Reno berpikir sejenak. Di waktu yang sama sesuatu terlintas di pikirannya yang refleks membuat dada Reno serasa penuh.
"Jam berapa, kak?" Tanya Reno, meletakkan ponselnya di atas meja.
"Jam empatan, pokoknya habis ini. Bunda juga udah mandi. Giliran kamu sana. Ayah masih beli bunga. Dari pada nanti di marahin ayah kalo nggak cepetan."
Tanpa menjawab, Reno beranjak. Dia melangkah menuju kamarnya untuk menyiapkan pakaian.
Selepas itu dia kembali turun untuk melaksanakan perintah kakaknya.
Sampai di tangga paling bawah, Reno menepuk jidatnya. Handuknya ketinggalan. Hitung-hitung buang kalori.
Sekitar 6 menit lamanya, Reno keluar dari kamar mandi berbalutkan handuk yang menutupi badan hingga bawah lututnya. Kulit tubuh cowok itu yang jauh lebih putih dari leher hingga mukanya, sehingga terlihat kentara sekali perbedaannya.
Ponselnya berdering sesampainya dia di kamar. Ada beberapa pesan masuk, dari Mirza. Tumbenan itu anak mengiriminya pesan.
Sembari membaca pesan tersebut, Reno mulai mengenakan pakaiannya untuk menutupi seluruh tubuhnya. Kaus berkerah berwarna putih, serta jeans denim yang tidak terlalu ketat sudah melekat di tubuhnya saat ini. Tak lupa untuk dia kenakan sarung, agar tak seperti orang mau jalan-jalan santai.
"Gue nggak tau soal itu. Nanti gue cari tau dulu habis pulang dari makam." Reno membalas pesan Mirza yang menanyakan materi besok dengan voice note.
"Tumben banget lo pateng, hehehe ..." Canda Reno menambahi, diakhiri tawa kecilnya. Dia meletakkan kembali ponselnya di atas kasur.
"REN?" Suara besar berteriak dari bawah memanggil namanya. Siapa lagi kalau bukan ayah.
"BENTAR!" Balas Reno tak kalah keras. Dia bergegas untuk segera turun ke bawah.
•🍃 Saturday 🍃•
Reno dan keluarga berziarah ke makam eyang dan emak. Eyang itu bapaknya ayah, beliau meninggal ketika Reno berusia sekitar 1 tahun, karena penyakit jantung yang diidapnya. Lalu emak, beliau adalah ibu bunda Sadiya. Beliau meninggal 1 tahun setelah kepergian eyang, lebih tepatnya ketika usia Reno menginjak 2 tahun. Penyakit komplikasi yang diidapnya selama hampir kurang lebih 3 tahun lamanya merenggut nyawa wanita itu diusianya yang masih belum genap setengah abad.
Kala itu segala jenis pengobatan sudah dilakukan. Rumah sakit, dokter khusus penyakit komplikasi, sampai dukun pun sudah pernah didatangi. Namun takdir berkata lain. Emak meninggal ketika menjalani rawat jalan selama 1 minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURDAY||Reno: Lee Jeno
CasualeTentang semua yang ada dalam diri seorang Ananda Reno: •Tentang kehidupan sehari-harinya. •Tentang bagaimana dia ketika sendiri. •Tentang apa yang sedang keluarganya alami. Bunda dan Ayah. •Tentang masa lalu yang sering menghantuinya. Cinta dan ling...