"BUNDAAA, DASI RENO NDEK MANA, YA?" Teriakan Reno membuat bunda yang sedang memblender jagung, terpaksa beliau matikan mesinnya.
"Cari apa?" Tanya bunda meminta mengulangi, saat Reno sudah ada di ambang pintu dapur.
"Dasi. Kemarin aku cantolin di meja belajar, sekarang nggak ada."
"Lha, kok, tanya bunda. Bunda, kan, nggak make, ya, nggak tau,"
"Ck, Reno udah telat ini. Bantu cariin, ya?" Reno langsung mengambil piring di rak. Lalu bunda segera melakukan permintaan putranya.
Tak lama, bunda kembali, yang membuat Reno kaget adalah, bunda dengan cepat menemukan benda yang dia cari itu, hanya, mungkin dalam hitungan menit saja.
Reno cengar-cengir langsung memakaikan dasi itu ke lehernya. "Ketemu ndek mana?"
"Kata kamu naruhnya di mana?"
"Di meja belajar? Tapi aku dari tadi nyari lho gak nemu-nemu," alibinya menaruh piring untuk ia tinggalkan tanpa mencuci.
"Bunda baca mantra dulu, kamu enggak, kan? Makanya,"
"Weh, iya, deh, laundry tutup. Buka kalo owner- nya udah gak sibuk." Reno menggendong tasnya di punggung, setelah dipastikan semuanya beres pemuda itu menyalami tangan bunda.
"Reno berangkat, Bun. Assalamualaikum." Pamit Reno buru-buru. Berlari keluar rumah, dan dengan cepat mengendarai motornya itu menuju sekolah.
•🍃 Saturday 🍃•
"Gimana, Ren? Lolos?" Pertanyaan Jidan yang menyambut paginya di kelas itu membuat kerutan di dahi Reno terbentuk.
"Lolos apa?" Tanya Reno bingung.
"Lha, lo belum buka pengumuman snm?"
"Udah pengumuman?" Sontak dada Reno langsung berdebar hebat.
"Udah, anjir dari kemarin. Lo kemarin gue chat-in cuman centang dua mulu. Terakhir di lihat juga dari siang."
"Entar, gue cek,"
"Iya, gih, cepetan," Jidan menghampiri Reno, melihat temannya itu untuk mengecek hasilnya.
"Lo gimana, Dan? Lolos?" Tanya Reno di sela kegugupannya untuk bisa mengakses informasi yang entah akan memberikan kabar baik atau buruk.
"Alhamdulillah, ya Allah, tapi-
"Itu, Ren, YEEYYYYY, REN ... LO DINYATAKAN LULUS, REN! SELAMAT, REN!" Bukannya Reno yang heboh, melainkan Jidan yang teriak sambil jingkrak-jingkrak seperti anak kecil. "Fiks, kita bentar lagi jadi temen kos," kata Jidan semangat, sambil menepuk-nepuk punggung Reno.
Cowok itu melihat Reno, namun senyumnya hilang beberapa detik kemudian. "Kenapa, Ren, lo gak seneng?"
"Seneng, kok," Reno duduk di tempatnya.
"Pilihan kedua lo gak lo suka?" Tanya Jidan.
"Suka ... Suka banget malah gue bisa dapet pilihan kedua. Daripada EP, gue lebih seneng bisa masuk ilmu hukum." Ucapan senang itu hanya sekadar ucapan, bukan yang tulus dari hatinya. Jidan mengambil tempat duduk di samping Reno, yang memang kosong. Hari ini entah mengapa kelas sepi sekali, padahal beberapa menit lagi bel berbunyi.
Hari ini hari terakhir Ujian Satuan Pendidikan. Itu artinya satu minggu lagi Ujian Kompetensi keahlian akan dilaksanakan, dan UKK akan menjadi ujian terkahir bagi siswa kelas 12.
![](https://img.wattpad.com/cover/282409583-288-k200507.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURDAY||Reno: Lee Jeno
RandomTentang semua yang ada dalam diri seorang Ananda Reno: •Tentang kehidupan sehari-harinya. •Tentang bagaimana dia ketika sendiri. •Tentang apa yang sedang keluarganya alami. Bunda dan Ayah. •Tentang masa lalu yang sering menghantuinya. Cinta dan ling...