"Ja, Ja, Ja, anjir, Ja!" Reno heboh memukul-mukul paha Naja. "Kesempatan banget ini, mah. Lo jalan kaki aja, ya. Gue mau menawarkan boncengan buat Laura."
Naja yang disuruh seenaknya sama Reno langsung menggeplak kepala cowok itu.
"Gue udah bayar bensin, ya, anjir. Enak banget lo kalo nyuruh." Naja tidak terima.
"Sekali aja... Itung-itung buat biaya gue nungguin lo tiap hari. Lo pacaran gue ditinggal, dan hari ini kesempatan buat lo balas budi." Kata Reno gupuh.
"Enggak! Anterin gue balik dulu! Besok gue kasih lagi deh."
"Ah! Sekali-kali napa dukung gue, Ja! Kesempatan di depan mata ini."
"Anterin gue dulu, nanti lo balik lagi ke sini. Rumah Laura jauh, di jamin dia nggak bakalan pulang cepet."
"Oalah, Ja, Ja. Nyusahin lo jadi orang." Reno dengan terpaksa menyalakan motor spin nya.
Sebelum menjalankan motornya, Reno berdoa, "Semoga Laura belum dijemput sampai saya jemput ya Allah."
"Punten, ya, Ren, nggak gue Aamiinin." Naja dengan kurang ajarnya berkata seperti itu yang mendapat pukulan di paha cowok itu.
"Apasih, lo! Nggak di Amini nggak gue jemput lagi lo besok!" Ancam Reno.
"Lo emang mau berangkat sama siapa besok kalo nggak sama gue?"
"Sendiri lah! Gue kan udah terbiasa sendiri."
"Sindiri lih! Gii kin idih tirbiisi sindiri." Lagi, Naja memberi satu geplakan pada kepala Reno. "Lo gue nggak masuk ikutan nggak masuk juga, 'kan karna nggak punya temen markir. Munafik banget idup Lo!"
"Anjir! Poor my head! Untung otak gue nggak gampang gesrek." Reno mengusap kepalanya sambil mengomel.
"Bacot lo MONYET! ANJIR!" Teriakan refleks Naja membuat semua murid yang ada di tempat parkir seketika memerhatikan mereka. Heran. Bagaimana tidak, Reno tanpa aba-aba langsung menggas motornya dan melaju keluar dari area parkir sekolah.
"Sumpah lo, Ren! Bikin jantung gue loncat." Naja menabok bahu Reno kencang.
"Bodo ah, bodo! Kalo gue nggak cepet jauh-jauh dari lo, bisa-bisa gue makin celaka."
"Nggak gitu juga, goblok! Lo harusnya kasih ancang-ancang kalo mau ngegas,"
"Nggak peduli!" Reno menambah kecepatan motornya. Supaya lebih cepat berpisah dengan temannya itu.
9 menit mungkin, Reno kembali melajukan motornya setelah menurunkan Naja di depan rumahnya.
"Nggak sopan, ya, tu anak!" Omel Naja sembari melihat Reno yang sudah mulai mengecil dari pandangannya.
"Ya Allah, jauhkanlah dengan cepat hamba dari makhluk bernyawa namun membangsatkan itu, Ya Allah."
•🍃 Saturday 🍃•
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURDAY||Reno: Lee Jeno
AléatoireTentang semua yang ada dalam diri seorang Ananda Reno: •Tentang kehidupan sehari-harinya. •Tentang bagaimana dia ketika sendiri. •Tentang apa yang sedang keluarganya alami. Bunda dan Ayah. •Tentang masa lalu yang sering menghantuinya. Cinta dan ling...