•🌻Monday🌻•
"Rese, pagi-pagi dah disuguhi yang bening-bening, njirr..." seruan yang tertahan, dengan wajah konyol yang terlihat menyebalkan membuat Naja tak segan segan meraup wajah Reno agar kembali fokus meluruskan pandangan ke depan mengikuti upacara dengan khidmat.
"Mata dijaga, ya. Dia mantan gue, nggak baik!" Peringat Naja, membuat wajah julid Reno keluar.
"Udah mantan, 'kan? Semua cewek lo katain mantan lo perasaan."
Tak ingin berdebat lebih panjang lagi, Naja berdeham saat sadar guru pengawas mulai berjalan ke arah mereka. Juga, sadar saat Reno memberinya lirikan menusuk, Naja abai begitu saja.
"Topinya, Luckyyyyyy. Bandeeelllll, setiap senin manja minta dijeweerrr mulu!"
"Iya-iya, Bu, besok Senin janji beli topi."
•🌹Tuesday🌹•
"Mampus! Gue lupa nggak bawa duit, Far. Pinjem duit lo, ya..." gadis berambut sebahu itu nampak gelisah ketika menyadari dia tidak membawa uang saat sepiring makanan sudah ada di atas telapak tangannya.
Menyadari keberadaan seseorang di sampingnya, cewek yang bernama Fara menyapa teman semasa SMP-nya itu, "Eh, Reno, kebetulan banget, nih, mau lo bayarin, Ren?" Canda Fara, namun candaan itu membuat Reno langsung memberi selembar uang berwarna biru pada ibu kantin.
Fara tertawa renyah, "Thanks, ya, Ren. Temen gue SMP yang gak pernah berubah, ya, cuman lo," ujar teman Fara, Anis.
"Oke." Balas Reno disertai senyum miringnya.
"Kita juga, Ren, traktir," Celetuk Lucky.
"Gih. Kembaliannya belum gue ambil. Yang lain juga, ambil apa aja, deh. Tapi jangan banyak-banyak gak cukup keknya."
"Nggak usah ngadi. Kita bisa bayar sendiri," Rezvan menolak dengan nada ketus. Namun tak ada balasan apapun dari Reno.
"Gitu, dong, bro. Sesekali traktir kita." Itu suara Jidan. Padahal seringkali pemuda itu memberi tawaran untuk teman-temannya, dasar si Jidan. "Gue doain dilancarkan selalu rejeki lo dan keluarga lo, yaaa. Sering-sering traktir kita," Jidan dan kawan-kawan merespons dengan senang.
Reno menanggapinya dengan tawa kecil. Naja dan Rezvan menatap Reno tak biasa. Rezvan mengambil sesuatu di sakunya.
"Nih, gue ganti. Jangan sering-sering caper dengan cara kayak gitu!" Rezvan langsung pergi dari sana menyusul teman-teman lainnya yang sudah membawa makanan mereka ke meja biasa mereka tempati.
Naja nyengir, "besok gue ganti. Hehe, kebetulan banget uang gue tadi malem buat beli kado aniv." Naja menggaruk tengkuknya tak enak.
"Santai aja. Itung-itung sedekah gue hari ini." Respons Reno memaklumi Naja.
"Oh, iya. Gue setuju sama Rezvan, jangan sering-sering gitu ke cewek. Nanti yang ada lo dimanfaatin."
"Iya, karna gue burik, ya, makanya cewek bakalan respect kalo gue traktir gituan."
"Nggak! Udah gue bilang, lo ganteng! Kebiasaan lo, sat. Dih," Naja kini meninggalkan Reno sendiri, yang memasang muka melas, meratapi nasib dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURDAY||Reno: Lee Jeno
RandomTentang semua yang ada dalam diri seorang Ananda Reno: •Tentang kehidupan sehari-harinya. •Tentang bagaimana dia ketika sendiri. •Tentang apa yang sedang keluarganya alami. Bunda dan Ayah. •Tentang masa lalu yang sering menghantuinya. Cinta dan ling...