"Bangun lo pada!" Chan memukul bahu Haikal dan Naja satu persatu, yang sedang terlelap di sofa depan kamarnya. "Su! Bangun lo! Sofa gue mahal anjir! Bau jigong lo, akhh, banguuun...!" Chan menarik kaus dua cowok itu barengan dengan paksa.Chan mendecak karena dua makhluk menyebalkan itu tak kunjung membuka matanya. Cowok itu mendekatkan dirinya ke arah dua temannya itu. Seketika Chan langsung merasa mual. "Belum mandi berani-beraninya nyentuh sofa mahal gue! Fak!" Tanpa rasa kasihan, Chan mengambil kerah masing-masing lalu menarik kedua cowok itu lebih kasar dari tadi.
"ALLAHUAKBAR... ASTAGHFIRULLAH... LAHAULA WALAKUWATA..." Haikal refleks terjingkat dan menyebut. Kaki cowok itu tersandung ujung meja, karena nyawanya belum terkumpul sepenuhnya. Rambutnya sudah tak karuan.
"Gembel!" Chan mengolok Haikal.
Sedangkan Naja, cowok itu sudah terbangun, namun pandangan cowok itu kosong, dia melamun entah masih hidup atau enggak.
"Ja," Chan menatap ngeri Naja. "Lo masih hidup, 'kan?" Tanya Chan sambil bergidik.
Tak ada pergerakan dari cowok itu, setelah beberapa saat kemudian, Naja kembali menjatuhkan kepalanya di atas bantalan sofa.
"Subhanallah... Naja mati? Bodo, deh."
"Lo pada ke sini belum mandi?" Tanya Chan, mengintimidasi Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURDAY||Reno: Lee Jeno
De TodoTentang semua yang ada dalam diri seorang Ananda Reno: •Tentang kehidupan sehari-harinya. •Tentang bagaimana dia ketika sendiri. •Tentang apa yang sedang keluarganya alami. Bunda dan Ayah. •Tentang masa lalu yang sering menghantuinya. Cinta dan ling...