Adik perempuan dari ayah Reno datang berkunjung ke rumah bersama putra semata wayangnya yang kini menginjak usia 7 tahun. Panggil saja dengan nama Tante Weny dan adik Jay.
Jay kini sedang bermain dengan Alice dan Hafiz. Berisik sekali di ruang keluarga. Terdengar suara Jay dan Alice yang sahut menyahut dengan suara yang sangat kencang.
Tante Weny duduk di ambang pintu dapur. Menunggu bunda Sadiya yang memasak bersama Reno, dan Marta yang bermain ponsel.
Sambil mengaduk sesuatu yang nangkring di atas kompor, bunda mendengar cerita Tante Weny tentang kekonyolan anaknya, Jay.
"Aku, 'kan, ya, mbak, pura-pura tidur gitu di kasur depan tv, guyonan sama Jay, udah biasa gitu. Aku dibangunin sama Jay, ditepuk-tepuk pipiku, kadang juga sampe diludahi sama dia aku biasa langsung bangun, nah, pas kemarin aku sengaja nggak bangun-bangun, di gelitik aku nahan tawa ..." Tante Weny menjeda sebab beliau tak sanggup menahan tawanya.
Reno sudah lepas kendali mendengar cerita tantenya itu. Tawanya sudah tak bisa ia tahan lagi.
"Nah, lama banget gitu, sampe aku di naik-naikin, aku di pukulin sengaja enggak bangun, eehh...malah kurang ajarnya dibacain Lailahaillallah, Lailahaillallah, Lailahaillallah. Siapa yang nggak terkejut coba? Aku langsung jingkat bangun, dong."
Reno seketika makin mengencangkan suara tawanya.
"Capek aku. Mana dia mukanya kayak nggak ada salah gitu lho. Tanya gini, "mama kok bangun?" Aduh... terus aku jawab, emang mama cuman pura-pura tidur."
"Dia lanjutin lagi tahlilannya sambil kepalanya digerak-gerakin gitu. Aku langsung ke dapur, deh. Serem. Punya anak pinternya kelewatan."
"Kok bisa, sih, te? Ya Allah ... Jay, Jay, ada-ada aja." Marta geleng-geleng heran.
"Kapan hari gitu bilang gini ke aku, "mama ... Jay pengin punya adik. Beliin, ya, ma?""
"Batinku, beli di mana? Kalo ada udah beli dari dulu."
"Terus Jay gimana?" Sahut Reno.
"Ya, Tante jawab gini, "adik nggak di jual di toko, Jay, kalo mau harus buat dulu." "Buat dulu? Mama bisa buat?" Ampun, dah, punya anak gini banget,"
Oh, iya, for your information aja, nih, Jay itu anak satu-satunya Tante Weny dan Om Cahyo yang penantiannya ditunggu-tunggu hingga 10 tahun pernikahan mereka berdua.
Tante Weny itu adik kedua ayah Reno, Pak Chandra. Usia beliau 38 tahun. Suami beliau seorang nahkoda. Jadi, tak heran bila pasangan suami istri itu susah untuk mendapatkan keturunan.
"Petikkan buah mangga di depan, Ren,"
"Buat apa?"
"Kasihan itu tante ngidam buah mangga,"
"Aamiin ...." seperti inilah ketika Tante Weny berkunjung. Tawa yang beliau berikan kepada keluarga itu atas cerita-cerita kekonyolan yang dilakukan putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURDAY||Reno: Lee Jeno
De TodoTentang semua yang ada dalam diri seorang Ananda Reno: •Tentang kehidupan sehari-harinya. •Tentang bagaimana dia ketika sendiri. •Tentang apa yang sedang keluarganya alami. Bunda dan Ayah. •Tentang masa lalu yang sering menghantuinya. Cinta dan ling...