Dulu bunda pernah bertanya, bahkan sering, perihal apa yang akan Reno lakukan setelah lulus sekolah nanti.
Seperti halnya saat ini. Reno duduk di kursi ruang tamu, bunda menghampirinya dan bertanya, "Reno, gimana, mau lanjut kuliah atau bekerja?"
Reno tak bosan dengan pertanyaan yang tidak sekali dua kali Reno dapatkan itu.
"Aku bingung, penginnya, sih, kuliah ... tapi pasti ayah nggak bakalan ngebolehin."
"Kalo mau kerja, kerja apa?" Lanjut Reno yang sejujurnya sesak sekali di dadanya.
"Di sekolah, waktu bunda rapat itu sekolah siap mencarikan pekerjaan, suruh daftar ke BK, kamu mau?"
Reno menggeleng, "Pasti yang berhubungan dengan jurusan?"
"Iya, TKJ, 'kan? Kenapa?"
"Aku nggak mau lanjutin jurusan, kurang sreg sama utik-utik, dan yang berhubungan sama jaringan."
"Aku sekolah di situ juga karna terpaksa, ayah yang nyuruh, kalo enggak nanti nggak dapet kerjaan, kalo di SMA harus kuliah dulu." Seperti yang pernah dibahas, Reno benar-benar menyesal dengan jurusan yang dia ambil.
"Lha gimana? Di tempat kamu PKL waktu itu coba, tanya-tanya gitu."
Kalau bertanya soal, "Bukannya di tempat PKL juga harus sesuai sama jurusan, ya?"
No! Sekolahan itu menerapkan sistem uang nomor 1, urusan kegiatan belakangan.
Bayar hampir 1 juta, namun yang muridnya dapatkan hanya sistem belajar yang sangat tidak sesuai dengan jurusannya.
Padahal, kalau berbicara SMK lain yang sama-sama negeri, mereka juga bayar memang, namun tak sebanyak di sekolahan itu. Dan yang mereka dapatkan sesuai dengan jurusan mereka masing-masing.
Kalau ada wali murid bertanya perihal buat apa uang sebanyak itu, pasti panitia-panitia rapat jawabnya meragukan. Janggal.
Dulu, jaman mbak Marta masih jadi murid baru di sana, kepala sekolah mereka punya kasus tentang penggelapan uang. Entahlah, kalau sekarang. Semoga saja murid-muridnya cepat diberikan keadilan.
Berbagai alasan akan Reno katakan, "Orangnya gak enak-gak enak, banyak omongnya, nggak cocok sama aku yang pemalu dan gampang sakit hati."
"Namanya suatu tempat kerja, pasti seperti itu, Reno... Nggak ada kantor atau tempat kerja yang benar-benar jujur. Semua pasti ada celahnya. Balai desa, kantor kecamatan, rumah sakit, bahkan tempat yang setiap sudutnya ada Cctv, itu semua pasti ada aja orang yang punya niatan buruk.
"Kalo perihal sikap dan sifat, ya ... wajar. Karakter setiap orang berbeda-beda. Apalagi seorang pegawai negeri, berpangkat, memiliki derajat di pandang tinggi oleh orang-orang. Logikanya, mereka punya uang, mereka bisa berkuasa, karna uang mereka banyak, tapi jangan salah, bukan berarti orang yang banyak uang selalu berkuasa.
"Mereka memperlakukan orang yang di bawahnya dengan seenaknya, ucapan mereka yang selalu nyakitin, mereka ada hak, dan mereka ada yang disombongkan, ada yang ditunjukkan.
"Jadi, itu hal lumrah. Namanya juga bekerja, pasti ada resikonya. Sakit hati? Biarin, mereka mau ngatain kamu bagaimanapun itu terserah mereka, yang penting kamu kerja, dapat gaji. Kalo mereka nerima kamu dengan baik tanpa ada hal buruk yang kamu terima, itu adalah bonus besar-besaran yang jarang orang dapatkan.
"Nggak papa sakit hati, yang penting kamu udah berusaha, membantu pekerjaan mereka. Salah itu hal wajar, tapi bukan perihal mewajarkan kesalahan, jadi buat salah terus, tapi mencoba untuk perbaiki dan intropeksi. Kalo nggak paham, nggak ngerti, kesusahan, minta ajarkan, minta bantuan kepada yang paham. Ingat kata pepatah, 'Malu bertanya sesat di jalan.' Kalau kita segan untuk bertanya, kita sendiri yang rugi, karena masalah yang dihadapi nggak ketemu jalan keluarnya, bisanya cuman diem aja. Itu malah jadi masalah buat kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURDAY||Reno: Lee Jeno
De TodoTentang semua yang ada dalam diri seorang Ananda Reno: •Tentang kehidupan sehari-harinya. •Tentang bagaimana dia ketika sendiri. •Tentang apa yang sedang keluarganya alami. Bunda dan Ayah. •Tentang masa lalu yang sering menghantuinya. Cinta dan ling...