🍂🍂🍂
Bertemu denganmu adalah anugerah terindah dalam hidupku.
—Vita.🍂🍂🍂
Baru sekali dua remaja itu menginjakkan kaki di gerbang sekolah, segala jenis cibiran dan kata-kata sinis dilayangkan kepada mereka.
"Wah, masih berani aja tuh cewek dateng ke sekolah."
"Bareng cowoknya lagi, haha."
"Urat malunya putus kali, ya? Kayak nggak punya otak gitu."
Kepala Vita terunduk, tidak berani mengangkat kepala apalagi menatap orang-orang sekitar. Padahal baru memasuki lobi, seluruh perhatian langsung tertuju pada mereka.
"Sekarang gue tanya, lo semua nggak punya dosa? Kalau bener, dateng ke hadapan gue sekarang, biar gue tau kalau gue sama Vita emang manusia kotor!" tukas Azka memenuhi setiap koridor, kerecokan yang ditimbulkan para pencibir seketika senyap. Suasana berubah hening melengang, hanya memandang Azka dan Vita tanpa cemoohan lagi.
Tidak ingin membuang waktu, Azka memegang ransel Vita, membawa gadis itu melewati kerumunan yang berjejer di sepanjang koridor sambil terus menatap mereka.
"Akhirnya lo berdua dateng!" Kayla dan Nova sudah stanby di depan kelas dengan senyum lebarnya, langsung menghampiri Azka dan Vita yang berjalan mendekat dari ujung lorong.
Orang-orang di sekitar semakin memandang mereka, tapi keempat remaja itu seakan bodo amat.
"Gimana keadaan lo? Udah lebih baik?" Kayla memeluk Vita erat.
"Heran deh, kok bisa sih tuh cewek dateng lagi? Bener-bener nggak punya malu, ya. Temen-temennya juga bego, bergaul sama cewek sok polos tapi munafik gitu."
"Heh! Tutup mulut bau lo sebelum gue cocol pake cabe!" sinis Kayla.
"Lo nggak usah peduliin mereka. Fokus aja ke tujuan kita semalem." Lengan Nova terjulur mengusap bahu Vita sambil tersenyum manis. Melihat senyum itu, Vita merasa lebih baik, refleks dia ikut melengkungkan senyum tipis.
"Ya udah kita langsung ke sana aja, Vit." Azka berjalan duluan di depan, Vita dirangkul Kayla dan Nova dari dua sisi, mereka berjalan menyusuri koridor yang dipenuhi nyinyiran.
Di belokan koridor, kornea mereka bertemu dengan sepasang kekasih yang berjalan mendekat, saling merangkul mesra dengan pandangan menjurus ke depan, tepatnya pada keempat remaja yang kini menghentikan langkah dengan sorot datar.
"Gue udah banyak berdoa biar temen gue terlepas dari kukungan pelet lo, tapi ternyata sekuat itu, ya?"
"Jangan kurang ajar lo!" Kayla bersiap menarik rambut Meisya, dengan gesit ditepis Satya.
"Lo yang jangan kurang ajar!" sentaknya.
Pada saat itu Kayla dibuat terperangah sambil menganga. Jadi selama ini Vita menjalin hubungan dengan cowok ini? Sedetik berada di dekatnya saja sanggup membuat Kayla ingin mencekiknya sampai tewas. Begitu juga dengan Nova, dia menyiapkan ancang-ancang bila cowok itu bertingkah.
Meisya lanjut menghunus Vita menggunakan tatapan sinisnya. "Kenapa sih lo giniin gue? Salah gue apa sampe lo ngerebut Azka dari gue?! Karena lo gagal dapetin Satya?!" teriakan nyaring Meisya berdesing di koridor menyebabkan nuansa sunyi senyap, semua pasang mata yang tadi berbisik-ria kini cukup memperhatikan tanpa berbicara. Seru nih, pikir mereka.
"Heh! Bangke! Asal lo tau ya, lo yang udah ditipu sama si buaya bangsat ini! Buat sesama cewek gue ingetin sama lo, lo jauhin nih buaya sebelum lo dibuat nyesel!" tukas Kayla lantang, tak tanggung menatap Satya dengan tajam.
![](https://img.wattpad.com/cover/237882475-288-k390465.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of Hope✓
Fanfiction❝Tentang luka seorang perempuan.❞ Aku bertemu seseorang yang sangat berarti dalam hidupku hanya untuk menyadari pada akhirnya aku harus melepaskannya. [LENGKAP] Warn, 17, bahasa kasar. Ft. Jake Ft. Sunghoon Ft. Jay Highest ranking: #1 in sunghoon...