Tigapuluh Delapan🍂

1.8K 443 176
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca 💃

🍂🍂🍂

Hargailah semua yang masih kamu miliki sebelum ia hilang menjauh darimu dan akhirnya kamu menyadari betapa berharganya dia bagimu.Vita

🍂🍂🍂




"Jadi, seminggu lagi kalian beneran nikah?"

Pertanyaan yang baru dilayangkan Kayla seolah tidak percaya dengan perkataannya sendiri, menatap Azka dan Vita bergantian yang sekarang berada di satu kamar tapi duduk di tempat berbeda. Vita berada di atas kasur sedangkan Azka duduk di meja belajar.

"Beneran?!" pekik Kayla, sangat-sangat tidak percaya. Seketika dia sesak napas kala tidak ada jawaban dari keduanya. Nova gesit menepuk pundaknya berulang kali, karena terlalu kuat, dia pun mencubit lengan Nova. "Kekencangan woi!"

"Lagian lo lebay amat. Udah tahu lo diundang sendiri ke sini, pake nanya lagi."

"Iya juga sih, gak mungkin boongan. Tapi—" Kayla membekap bibirnya. "Temen gue bakal jadi seorang istri." Dia memeluk Vita erat.

Nova pun ikut memeluk karena tidak mau kalah. "Jangan pernah lupain kita ya, Vit. Temen yang sering minta contekan ke lo. Yang gara-gara kita, lo ikut dijemur di tengah lapangan."

Senyum Vita tersungging, dia membalas pelukan kedua temannya dengan senang. "Makasih udah buat masa SMA aku jadi lebih menyenangkan."

"Kita bakal kangen banget sama lo. Makasih banyaaak," ujar Kayla. Dia melerai pelukan itu, berganti menatap Azka yang masih fokus belajar. "Woi Kak, awas ya lo kalau punya sifat brengsek macem si satyanjing. Siap-siap gue jadiin sate!"

"Iya iya, lo berdua ke dapur gih, bantuin Bunda masak."

"Apa?! Jadi kita ke sini cuma dijadikan babu?"

"Vita yang minta sih kalian dateng ke sini, tapi karena gak ada kerjaan ya udah sekalian jadi babu aja."

"Azka," tegur Vita.

Cowok itu terkekeh kecil di sela belajar. "Ya udah terserah lo berdua mau ngapain aja."

Kayla dan Nova mencebikkan bibir. Tadi mereka sedang di sekolah, tiba-tiba Pak Kepsek memanggil mereka dan mengatakan mereka akan mengambil sekolah online, seminggu ke depan akan ke luar kota menemani Vita. Iya, sekarang Vita ada di Bandung, tepatnya di kediaman rumah Oma dan Opa Azka. Tidak hanya Kayla dan Nova, ada Reyhan dan Hesa juga. Kemungkinan mereka akan menginap sampai 'hari pernikahan' terlaksana.

Tapi karena Kayla dan Nova peka kedua orang itu butuh ruang untuk saling 'mendekatkan diri', maka dua gadis itu segera pergi dari sana agar tidak mengganggu momen terbaik Azka dan Vita dalam PDKT sebelum pernikahan dilangsungkan. Mereka sangat tahu Vita belum terlalu membuka hatinya untuk Azka, Vita melakukannya hanya untuk masa depannya sendiri.

Perut Vita sudah bertambah besar, dia sulit berjalan. Dokter menyarankan dia harus selalu beristirahat. Jangankan turun membantu Bunda, ke toilet saja dia harus memohon pada Azka.

"Lo butuh sesuatu?" Azka menoleh saat mendengar pergerakan dari Vita.

"Ah, itu ... Azka, aku mau ambil sesuatu di dalam koper," tunjuknya ke dalam lemari. Tanpa bertanya lagi Azka bangkit mengambil koper berukuran sedang yang dimaksud Vita. Gadis itu berterima kasih dan membuka benda kotak tersebut. Dia merogoh bagian saku, mengeluarkan sebuah liontin kepunyaan Mamanya.

"Kamu ... beneran gak akan nyesel bertanggung jawab buat aku?" Vita menatap mata Azka sungguh-sungguh.

Bila biasanya Azka menghela napas gusar, lelah ditanya begitu terus oleh Vita, kali ini cowok itu balas menatap mata Vita dengan sangat yakin, bahkan tidak ada keraguan sedikit pun.

Tears of Hope✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang