Merona merah diantara temaram jingga
Semesta pun bertasbih memuji
Teduh dalam bias cakrawala
Bagaimana bisa hati begini?Kala temaram merona
Setiap lukisan diukir
Hanya ada kamu
Kata pun tak lampau terangkai untuk menggambar rupamu-VEP, 2022.
Mengakhiri kata-kata di ketikan laptopnya, ia menekan tombol send yang terdapat di bagian kanan bawah. Sebentar lagi projectnya akan dimulai, hal yang membuat gadis itu lumayan gembira usai menerima pesan tadi malam.
"Apa nih? Tumben auranya berbunga-bunga." Datang-datang Kayla mencomot bekal milik Vita, sandwich daging buatannya sendiri.
"Ketua Osis kasih kabar kalau sajak yang sering aku kirim ke forum dilirik sekbid humas buat dijadiin video promosi sekolah."
"Anjir?! Beneran lo?"
"Iya."
Kayla tertawa girang sambil menggoyang-goyangkan tubuh Vita. "Selamat Vit! Selamat! Kalau video promosinya lancar dan nama lo bisa didenger kepala sekolah, lo bakal dapet poin bonus!"
"Iya."
"Seandainya sajak buatan lo bener-bener sukses, lo nggak perlu lagi susah payah ikut ujian masuk perguruan tinggi, apalagi lo sering ikut olimpiade."
Sepertinya hanya angan saja, Vita mengikuti ini karena menurutnya bisa menghibur, sama sekali bukan karena perguruan tinggi. Dua tahun belakangan sih ada pemikiran untuk masuk ke sana, tapi di tahun ini pemikiran itu seketika punah mengingat masa depannya akan hancur.
"Loh loh loh? Muka lo kok mendadak sedih lagi? Lo takut kalah?! Jangan khawatir! Nggak akan ada yang bisa ngalahin sajak puisi buatan lo yang sangat-teramat puitis itu!"
"Kamu percaya kemampuanku?"
"Oh tentu saja. Gue sering ngintipin apa yang lo tulis di belakang buku pas Pak Melki lagi ngajar. Secara nggak sadar aja lo bisa ngasilin kata-kata yang menurut gue berat untuk dipahami tapi maknanya menghanyutkan. Pasti lo berhasil!"
"Makasih, Kay."
"Santai. Kantin yuk!"
"Maaf, tapi aku nggak bisa. Masih banyak puisi yang harus aku buat."
Decakan Kayla terdengar nyaring, kecewa sedikit namun ia membentuk jarinya menjadi bentuk 'ok'.
"Gue beliin popmie mentah buat lo," ucapnya, pergi meninggalkan kelas.
Tidak ada Kayla lagi, Vita melanjutkan menulis sajak, membuka halaman baru dari laptop dan mulai mencurahkan apa yang ingin ia curahkan. Kata para humas, ia harus membuat sajaknya sebanyak lima puluh halaman, nanti mereka akan memilah mana yang lumayan bagus.
Senyum gadis itu terus terpatri—sangat tipis—yang dapat membuat Vita terlupa dari segala sakit dan patah hatinya. Terus menuangkan ide, membuat Vita tidak tersadar bahwa ponselnya sedari tadi berdering, terlalu fokus memang.
Kayla datang sembari membawa janjinya, popmie mentah. Dia duduk tepat di hadapan Vita sambil mengunyah tiga tusuk tempura sekaligus.
"Seru banget sih Ibu Negara."
Vita memang sangat serius menatap layar laptop, Kayla takut Vita lupa berkedip bila sefokus itu.
"Lo mau popmie mentah atau tempura?"
"Popmie mentah." Gadis itu mengulurkan tangan mengambil bungkus makanan yang ia ingin, membuka kemasannya lalu melahap begitu saja tanpa diberi bumbu apapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/237882475-288-k390465.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of Hope✓
Fanfiction❝Tentang luka seorang perempuan.❞ Aku bertemu seseorang yang sangat berarti dalam hidupku hanya untuk menyadari pada akhirnya aku harus melepaskannya. [LENGKAP] Warn, 17, bahasa kasar. Ft. Jake Ft. Sunghoon Ft. Jay Highest ranking: #1 in sunghoon...