PART 28. Memoria

26.8K 1.2K 43
                                    

DON'T FORGET VOTE & KOMEN
.
.
.
~Kenangan~

Selama seminggu penuh Liano mengerahkan seluruh bawahan dan kekuasaan keluarganya untuk menemukan gadisnya, tapi hasilnya tetap nihil tak ada jejak sama sekali seolah mereka benar-benar menghilang ditelan bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama seminggu penuh Liano mengerahkan seluruh bawahan dan kekuasaan keluarganya untuk menemukan gadisnya, tapi hasilnya tetap nihil tak ada jejak sama sekali seolah mereka benar-benar menghilang ditelan bumi.

Liano bahkan mengabaikan kuliah dan pekerjaannya, mengurung diri di kamar sambil mabuk-mabukkan untuk menenangkan pikirannya.

Mamanya tentu sangat khawatir pada putranya tersebut, akhirnya dia meminta suaminya untuk membujuk anak mereka.

"Liano, buka pintunya atau Papa dobrak paksa pintu ini!" teriak Papanya dari luar kamar Liano.

Liano tetap tak menggubris Papanya dan tetap meminum wine-nya, bahkan untuk berdiri saja dia sudah kesusahan karena tidak makan apa-apa.

Karena geram tidak ditanggapi anaknya, Papanya menyuruh bodyguard untuk mendobrak pintu tersebut.

Ketika pintu berhasil dibuka, Mamanya begitu khawatir dan sedih dengan keadaan putra semata wayangnya.

Kamar yang begitu berantakan, pecahan kaca dan beling dimana-mana, botol wine yang sudah berpuluh-puluh botol banyaknya tergeletak di lantai.

Liano dengan keadaan yang kacau, mata sembab, dan tangan yang terluka dengan darah sudah mengering disana, bisa dipastikan pria itu membabi buta menumpahkan kekesalannya karena tak bisa menemukan gadisnya dimanapun.

Berbeda dengan Mamanya yang sedih dengan keadaan putra mereka, Papa Liano justru malah merasa marah dengan anaknya tersebut.

Dia melangkah mendekati Liano yang terduduk di depan ranjang lalu menarik kerahnya dan meninju muka anaknya tersebut sampai hidung Liano berdarah.

Buukk

Suara tinjunya begitu nyaring, tapi Liano tak bereaksi sedikitpun, bahkan pria itu terkesan seakan dia sudah mati rasa.

"Bangun Liano, kau membuat semua orang merasa khawatir sia*an, jika kau ingin tahu lebih dalam tentang seseorang, kau harus menguasai dunia ini agar kau bisa mencarinya." teriak Papanya, walau terkesan keras tapi sebenarnya Papanya hanya memberi motivasi pada anaknya agar bangkit dari keterpurukan.

Mendengar ucapan Papanya tersebut, membuat Liano tersadar bahwa dia tak cukup berkuasa sekarang, jadi dia harus melampaui batasan agar bisa mendapatkan segalanya tanpa terkecuali.

"Iya, aku ingin melakukannya Papa." ucap Liano, setelahnya dia pingsan.

"Ck, menyusahkan!" kesal Papanya, lalu membawa Liano kerumah sakit. Mamanya sendiri sudah menangis semenjak tadi, apalagi melihat Liano pingsan membuatnya tambah khawatir.

Sampai di rumah sakit Liano langsung saja dilarikan ke UGD, karena mengalami dehidrasi parah dan kekurangan gizi, juga lukanya yang sudah hampir mengalami infeksi karena cukup dalam dan tidak diobati selama seminggu.

Mi Obsesión Contigo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang