PART 27. Desaparecer🔞

51.2K 1.4K 37
                                    

DON'T FORGET VOTE & KOMEN
.
.
.
~Menghilang~
Terdapat adegan yang lumayan sadis dibawah ini, jadi bijaklah dalam memilih bacaan.

Agatha POVMalam ini terasa begitu mencekam dan gelap, aku menyiapkan pistol dan sapu tanganku, memakai hoodie dan topi hitam semuanya serba hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agatha POV
Malam ini terasa begitu mencekam dan gelap, aku menyiapkan pistol dan sapu tanganku, memakai hoodie dan topi hitam semuanya serba hitam.

Aku mengecek kembali koperku, memastikan tidak ada satupun barang yang mungkin bisa menjadi petunjuk di kamar ini.

Aku keluar dan melihat Ayahku dengan pakaian yang sama denganku, kami kemudian berjalan keluar dan masuk kedalam mobil diikuti oleh para bodyguard Ayah.

Jalanan yang kami lewati adalah jalanan yang terpencil dan jauh dari kota, juga harus melewati hutan gelap yang melintang panjang.

Saat kami tiba, kami memasuki sebuah gudang kosong dan terdapat seorang pria yang sedang diikat dengan keadaan sudah babak belur disana.

"Bangunkan dia!" perintah Ayahku.

Tanpa kata salah satu bodyguard Ayah menyiram pemuda tersebut dengan air dan membuatnya langsung terbangun dengan terkejut.

Dia terbangun lalu ingin berucap sesuatu tapi seakan mulutnya terasa kelu untuk berucap sesuatu.

"Kenapa?" tanyanya lirih.

Aku menatapnya dengan dingin, sudah sedari awal ketika melihatnya aku selalu ingin membalasnya tapi tak mampu karena tak ingin gegabah.

Aku menjambak rambutnya sampai dia mendongak dan meringis ketika menatapku.

"Kau pasti tahu apa yang kuinginkan, kau pembunuh, dan aku menginginkan kau untuk menyusulnya dialam baka untuk menemaninya agar ia tak kesepian," ucapku dingin.

"Kupikir kau tak ada hubungannya dengan dia," balasnya.

"Padahal aku menunjukkan wajah ini agar kau ingat perbuatan busukmu itu, tapi dengan tidak bersalahnya kau selalu menyapaku dan ingin menolong, ba*in*an sekali kau ya," ucapku sinis.

"Kau tidak akan bisa lepas jika kau membunuhku," ucapnya dengan tak tahu malunya.

"Kau pikir aku akan sebodoh itu dengan mengotori tanganku sendiri untuk membunuhmu," jawabku sambil tersenyum manis saat mengatakannya.

"Kau tak perlu mengotori tanganmu untuk ba*in*an sepertinya putriku, biar Ayah yang melakukannya," ucap Ayah.

Aku hanya melihat saat Ayah menyayat kulitnya dengan pisau, menusuk matanya, memotong nadinya, menggores-gores pipinya, dan kemudian membelah mulutnya sampai telinga.

Mi Obsesión Contigo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang