🌸{ بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ }🌸
_______________________________________Ba'da isya Kamila bersiap-siap untuk acara makan malam bersama keluarga suaminya. Arsen yang telah siap dari tadi menunggu Kamila di ruang tengah, mungkin udah 20 menitan ia menunggu, biasalah perempuan kalau bersiap-siap pasti lama. Beberapa menit kemudian Kamila pun turun, penampilannya kini membuat Arsen seperti tak ingin mengedipkan matanya, gamis abu-abu yang Kamila kenakan tampak serasi dengan kemeja yang Arsen pakai.
"MasyaAllah sayang kamu cantik banget." Puji Arsen.
"Ihh nanti tau sayang-sayangannya."
"Ya kan gak papa pemanasan dulu."
Kamila memutar bola matanya malas dan langsung melangkah ke luar.
~~~
Tiga puluh menit kemudian mereka pun sampai, Kamila takjub melihat rumah keluarga suaminya, rumah bewarna putih dengan desain klasik itu sangat terlihat mewah. Jika di lihat dari segi ukuran rumah itu, kurang lebih sama dengan rumahnya, hanya saja rumah keluarganya berdesain modern.
"Kok ramai gini ya?."
"Iya karena keluarga besar aku pada datang semua."
"Oh gitu, tapi gue jadi canggung gitu kalau ramai begini."
"Kamu tenang aja ya, sekarang kamu gandeng aja tangan aku supaya kamu rileks."
Dengan ragu Kamila menggandeng tangan Arsen, setelah itu mereka pun masuk. Banyak mata yang tertuju kepada mereka berdua, dan Kamila hanya menanggapinya dengan senyum.
Mereka berdua menuju ruang tengah, dan menghampiri Amrita dan juga Omar yang sedang mengobrol dengan tamunya, walaupun terlihat dari belakang sepertinya tamu itu tidak asing bagi Kamila.
"Papa Mama." Tutur Kamila.
Usman dan juga Winda pun menoleh ke belakang. "Alhamdulillah akhirnya kalian sampai juga." Kata Winda.
Kamila menyalami juga memeluk Usman dan Winda secara bergantian, tak lupa juga dengan Amrita dan Omar.
Beberapa menit kemudian Kharis pun datang dengan memegang dua cup cake di tangannya. Kamila mendengus melihat tingkah Abangnya yang sangat memalukan itu.
"Mas nggak disalim?." Sambil mengulurkan tangannya kepada Kamila.
Dengan malas Kamila pun menyalaminya. Kemudian Kharis pun membuka pelukan untuk adiknya.
"Ih nggak mau!." Tolak Kamila.
"Yaelah dulu aja kamu sering peluk-peluk Mas."
"Tuh kan kalau ketemu ribut mulu." Kata Winda.
"Hahaha biasalah, namanya kakak adik, Arsen sama Sella kadang juga begitu kok." Tutur Amrita.
"Hahaha iya, ya sudah mari di makan hidangannya." Ujar Omar.
Tak lama sejak mereka duduk untuk menyantap hidangan, Arsen pun mengajak Kamila ke suatu tempat.
"Sayang ayo ikut aku." Ajak Arsen.
"Mau kemana?." Tanyanya bingung.
"Ikut ajaa."
"Tapi ini kan lagi_."
"Gak papa Mil, pergi aja." Potong Amrita.
"Ba-baik Mi."
Setelah itu mereka pergi ke suatu tempat yang lumayan sepi dari para tamu, yaitu ke tepi kolam renang, disana terdapat dua kursi kosong lengkap dengan makanan dan juga minuman yang tersedia di mejanya. Tempat itu terlihat sangat romantis dengan lilin yang menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
LILLAH
Teen FictionKamila Putri Pujiantoro baru saja menyelesaikan pendidikan SMA nya. Ia merupakan wanita cantik dan pintar. Bukan seperti orang lain yang memanfaatkan kepintaran dan segudang prestasinya untuk masuk Universitas favorit, ia malah tidak ingin melanjutk...