🌸{ بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ }🌸
______________________________________"Mau gak mau lo harus pecat dia, ini bukan kali pertamanya dia bersikap lebih sama lo, bisa jadi dia bakal ngulangin lagi." Ujar Imran
"Gue juga berpikir begitu, tapi gue bingung dengan alasan apa. Gak ada angin gak ada hujan masa tiba-tiba gue berhentikan dia." Tutur Arsen.
"Hmm iya juga sih."
Melihat tingkah Maya yang semakin berani padanya membuat Arsen khawatir, ia takut tidak bisa menahan dirinya, apalagi dengan keadaan hubungan dengan istrinya yang belum membaik.
Saran Imran untuk memecat Maya sebenarnya adalah keputusan yang baik, namun tidak mungkin dirinya memberhentikan Maya dengan alasan yang aneh ini, sangat tidak profesional jika hal pribadi dibawa-bawa dalam pekerjaan.
------>>>
Setelah jam istirahat Arsen langsung memanggil sekretarisnya.
"Ada apa Mas?."
"Saya minta laporan-laporan sama berkas yang kamu handle langsung di arsip kan dan langsung serahkan soft file nya ke saya, jangan ada yang tertinggal satupun."
"Ba-baik, tapi kenapa sekarang? Biasanya kamu minta laporan itu di akhir bulan."
"Agar sekretaris baru saya nantinya tidak repot harus menghubungi kamu lagi."
Maya terkejut mendengar jawaban Arsen. "Sekertaris baru? Maksud kamu apa Mas?."
"Aku minta maaf, tapi keputusanku sudah bulat untuk memberhentikan kamu dari perusahaan ini."
"Ta-tapi kenapa? Apa salah aku Mas? Apa aku tidak berkompeten dalam bekerja?."
"Bukan begitu, kamu sangat bagus dalam bekerja. Sebenarnya aku tidak memberhentikan kamu begitu saja, aku akan memindah tugaskan kamu ke perusahaan kerabat jauhku yang sedang membutuhkan sekretaris baru.
"Kenapa harus aku?."
"Seperti yang kamu katakan tadi, kamu sangat berkompeten dalam bekerja, dan saya pikir kamu akan sangat diperlukan disana."
Maya masih terdiam dengan keputusan Arsen.
"Tenang saja, perusahaan itu tak kalah bagus dari perusahaan ini, dan kemungkinan gaji yang akan kamu dapatkan disana lebih besar daripada sekarang."
🌸🌸🌸
19.00 WIB
Kamila memasuki pekarangan rumahnya. Ia sempat mengurungkan niatnya ini dan berpikir untuk pergi. Tetapi jika ia begini terus masalah tidak akan selesai.
Kamila menarik nafas panjang. "Bismillahirrahmanirrahim." Ucapnya pelan. Ia pun keluar dari mobilnya dan langsung menuju pintu
Tinggg.... Kamila menekan bel.
Tak lama pintu pun dibuka.
Arsen yang membuka pintu pun terdiam melihat seseorang yang kini ada dihadapannya. Dengan mata yang berbinar Arsen langsung memeluk erat dan mencium kepala istrinya seakan tidak mau orang yang ia peluk ini pergi dari sisinya. Kamila pun membalas pelukan itu. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka. Pelukan itu berjalan selama beberapa menit hingga seseorang menegur mereka.
"Ya ampun... Kalau mau peluk-pelukan begitu di kamar dong jangan di depan pintu gitu, malu tuh nanti diliatin orang lewat" Tegur Amrita.
Seketika mereka pun langsung melepas pelukan.
"Eh ada Ummi." Ucap Kamila dan langsung memeluknya.
"Gimana kabarnya sayang?." Sambil mengelus-elus lembut kepala Kamila.
"Alhamdulillah Mila sehat mi."
"Alhamdulillah kalau begitu. Hmm sayang maafin Arsen ya nak. Kamu tenang aja, Arsen udah Ummi marahin kok."
Kamila tersenyum lebar. "Ya ampun Ummi, Ummi gak perlu marah-marah gitu, ini kan juga salah Kamila."
"Gak papa, biar Arsen nya kapok udah marahin kamu."
Arsen terlihat awkward mendengar percakapan Amrita dan Kamila.
"Yaudah kita makan yuk, kebetulan Ummi udah selesai masak."
Di meja makan pun masih terasa hening karena Arsen dan Kamila masih canggung untuk membuka pembicaraan. Mereka berdua hanya fokus dengan makanan mereka masing-masing. Amrita yang tidak tahan pun membuka pembicaraan.
"Sebenarnya Ummi tahu Mila bakal pulang hari ini, makanya Ummi datang kesini."
Kamila bingung. "Kok Ummi bisa tahu?."
"Kok Ummi gak ngomong?." Sambung Arsen.
"Tahu dong, apasih yang Ummi gak tahu. Ummi sama Mama kamu kan selalu kontekan."
"Ah Mama gak bisa jaga rahasia." Ucap Kamila dalam hati.
------>>>
"Yaudah Ummi pulang dulu ya."
"Udah malam loh Mi, kenapa gak besok pagi aja." Kata Kamila.
"Gak papa, lagian Ummi gak mau ganggu waktu kalian berdua." Goda Amrita.
"Apaan sih Mi, gak ganggu kok."
"Bagi kamu aja gak ganggu Mil, tuh liat suami kamu dari tadi tadi seperti mengisyaratkan Ummi supaya cepat pulang."
Kamila menepuk lengan Arsen yang senyum-senyum sendiri dari tadi.
"Yaudah Mi nanti keburu tengah malam." Sambil menuntun Amrita agar segera masuk ke mobil. "Hati-hati ya Mi, kabarin kalau udah sampai."
Amrita tertawa gemas melihat tingkah Arsen yang memintanya untuk cepat-cepat pulang. "Iya, Ummi pulang yaa, Assalamualaikum." Salamnya.
Mobil yang di dipakai Amrita pun keluar dari pekarangan rumah Arsen dan Kamila.
Setelah mobil itu menjauh Arsen langsung memeluk istrinya dengan erat.
"Mas mas... Aku gak bisa nafas." Tutur Kamila sambil menepuk-nepuk punggung Arsen.
Bukannya melepas pelukannya Arsen malah tambah semakin menjadi-jadi dengan mencium pipi hingga bibir Kamila berkali-kali.
"Ummi tolongin Milaaa."
"Percuma, Ummi udah pergi hahaha." Dan langsung melanjutkan lagi perbuatannya.
Kamila langsung menutup mulut Arsen supaya berhenti. "Mas udah loh, malu nanti ada orang yang ngelihat."
Arsen melihat sekelilingnya. "Gak ada orang kok."
"Ya tapi jangan di luar gini juga dong."
Arsen tersenyum nakal. "Hmm yaudah." Dan langsung menggendong Kamila masuk ke dalam rumah.
"Heh Mas turunin, aku bisa jalan sendiri."
🌸🌸🌸
"Apa?!. Udah balik?." Kaget Maya yang mendapatkan kabar jika Kamila udah balik ke rumah Arsen.
"Hahaha kenapa lo kaget gitu?." Tanya Rico.
"Astaga, gue pikir tuh anak bakal gugat cerai Mas Arsen."
"Udahlah, lagian lo masih aja berharap bisa mendapatkan suami orang."
Maya menatap sinis Rico. "Terus lo bedanya apa? Kenapa lo masih aja berharap bisa mendapatkan istri orang?."
"Hah, perasaan gue udah pernah bilang kalau gue udah gak tertarik lagi dengan tuh cewe. Lagian lo dengan dia sama aja."
"Sama?."
"Sama-sama udah gue pakai hahahaha."
"Ma-maksud lo?." Tanya Maya bingung.
"Ya begitu, sebelum dengan Arsen dia udah gue pakai." Jawab Rico santai.
"Jadi yang di video itu_."
"Yap, benar sekali. Itu gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
LILLAH
Teen FictionKamila Putri Pujiantoro baru saja menyelesaikan pendidikan SMA nya. Ia merupakan wanita cantik dan pintar. Bukan seperti orang lain yang memanfaatkan kepintaran dan segudang prestasinya untuk masuk Universitas favorit, ia malah tidak ingin melanjutk...