PART 58

635 29 1
                                    

🌸{ بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ }🌸
_______________________________________

Setelah selesai melaksanakan sholat subuh Kamila melanjutkan untuk membaca Al-Qur'an di ruang tengah. Ia hanya sendiri dikarenakan Arsen belum pulang dari masjid, mungkin sedang ada kajian ba'da subuh disana.

"Ya ampun dingin ya mandi subuh-subuh begini. Kalau gak mandi gak bisa sholat subuh pula." Tutur Maya yang datang dengan handuk yang masih terlilit di kepalanya.

Kamila menatap heran. "Kenapa mandi di bawah? Emangnya kamar mandi di kamar kamu bermasalah?."

"Ahh enggak kok, lagi pengen aja mandi di bawah. Yaudah aku keatas dulu ya." Pamit Maya dan langsung pergi.

Kamila menggeleng melihat tingkah Maya. Sebenarnya ia tahu apa maksud wanita itu, tapi ia berusaha untuk bersikap biasa saja, walaupun hatinya terasa sangat sesak.

~~~

Sebelum berangkat bekerja Kamila memang terbiasa menyeduh teh hijau terlebih dahulu, ketimbang kopi ia lebih menyukai teh hijau karena lebih banyak manfaat dari minuman itu.

Dikarenakan masih sangat panas ia pun membawa secangkir teh itu dengan hati-hati, ia ingin meminumnya sambil menonton TV sebentar, namun datanglah Maya dengan tiba-tiba menabrak dirinya hingga teh itu tertumpah. Maya pun berteriak kesakitan karena tangannya sedikit terkena teh yang masih panas itu.

Mendengar suara teriakan itu Arsen yang sedang sibuk menelpon pun langsung menghampiri. "Kenapa?." Tanya Arsen panik.

"Tangan aku aku sakit, kena tumpahan air panas miliknya." Sambil menunjuk Kamila.

"Ma-maaf aku nggak sengaja." Ucap Kamila panik.

Arsen berdecak kesal. Ia pun membantu Maya untuk menuju ke wastafel terdekat. "Aku tahu kamu gak suka dengan Maya. Tapi jangan sampai melakukan hal yang membahayakan seperti ini." Bentak Arsen sambil menghidupkan keran air wastafel.

Kamila sedikit syok dengan perkataan Arsen, mana mungkin dirinya sengaja melakukan hal itu. Sedangkan Maya tersenyum puas dan sesekali berpura-pura meringis kesakitan.

Kamila terdiam sejenak. "Sengaja? Kamu kira aku sengaja membahayakan nyawa orang lain? Emang kamu pikir aku manusia seperti apa?!." Balas Kamila dengan penuh emosi lalu naik ke lantai atas menuju kamarnya.

Arsen menarik nafas panjang. Emosinya terlepas dikarenakan sedang ada masalah di kantor, dari tadi panggilan dari kantor tak ada henti-hentinya hingga membuat emosinya tak stabil.

"Nanti luka nya kamu kasih salep ya." Perintah Arsen dan langsung menghampiri Kamila ke kamarnya. Namun saat ia baru menaiki beberapa anak tangga tiba-tiba handphonenya kembali berdering, Arsen pun mengangkat panggilan itu, ternyata dirinya diminta secepatnya untuk datang ke kantor. Karena itu pun Arsen mengurungkan niat untuk menghampiri istrinya itu dan kemudian langsung menuju mobilnya.

🌸🌸🌸

Arsen sangat buru-buru menuju ruangannya, dan mendapati Imran sudah berada di ruangannya itu.

"Kenapa? Pinjaman apa?." Tanya Arsen yang baru aja masuk.

"Lo baca sendiri." Balas Imran sambil memberikan tiga buah surat.

Dengan sangat panik Arsen membuka satu-persatu surat itu. Alangkah terkejutnya ia saat membaca surat yang ternyata adalah surat keterangan peminjaman dana yang nominalnya sangat besar.

"Jika ditotalkan berarti 2,5 Triliun dengan jaminan berupa kantor pusat dan 2 pabrik di Tangerang."

"Gue gak pernah mengajukan peminjaman apapun." Tutur Arsen.

LILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang