2. Delapan Pangkat N

7.1K 1.4K 249
                                    

PENGUMUMAN PENTING

CERITA IQ SEASON 1 SUDAH TAMAT.

AKAN TETAPI MOHON KERJA SAMANYA KEPADA PEMBACA
Untuk vote dan komen di setiap part, ramaikan cerita ini. Karena kalau tidak ramai, aku tidak akan melanjutkan season 2nya.

Tolong hargai aku ya, aku buat cerita ini kadang revisi berkali-kali garis besarnya tiap tengah malam habis kerjain tugas kuliah.

Hargai dengan pencet vote dan komen di setiap part, mudah bukan? :)

Aku pasti baca dan balas. Karena baca komen bisa bikin aku semangat revisi dan nulis.

Terima kasih untuk pembaca yang bisa diajak bekerja sama. Love segedung IQ Classification <3

Selamat membaca ^^

πππ

Jangan menyakiti diri sendiri kalau tidak bisa. Semua usaha akan berbuah indah pada akhirnya. Namanya juga usaha, harus terus-terusan.
IQ (F= m. a)

"Berita terpanas hari ini
Siswa SMA Gatra Indonesia dengan inisial FA. Diduga bunuh diri setelah di drop out dari sekolah. Jasadnya ditemukan di rumah kosong yang tepat berada di belakang SMA Gatra Indonesia."


"Lagi?" tanya Bora, segera dia mematikan layar televisi rumah Xena. Badannya bergidik ngeri. Pasalnya, ini bukan yang pertama kali. Akan tetapi, sudah kesekian kali berita bunuh diri terdengar dari SMA Gatra Indonesia.

"Udah biasa," respon Xena, tangannya mengambil toples kaca berisi permen rasa lemon kesukaannya yang kini telah berhasil masuk ke dalam mulutnya.

"Oh."

"Udah sana, gue mau pacaran sama Xena," usir Nawasena yang beberapa waktu lalu datang ke rumah Xena dengan pakaian badmintonnya yang basah keringat. Nawasena terlihat begitu lelah hari ini, mungkin karena sejak pagi hingga sore hari pukul empat tubuhnya dipaksa untuk berolahraga.

Meskipun, raut lelahnya itu sirna ketika mulutnya mengemut permen hot-hot pop yang berbentuk kaki dan meneguk jus melon di waktu yang bersamaan.

Nawasena memang begitu, setiap berolahraga bukannya pulang ke rumahnya yang tak kalah megah dengan rumah Xena justru memilih ke sini untuk sekadar mengobrol kecil dengan Xena.

Namun sayangnya, Bora lebih dulu menginjakkan kakinya di rumah Xena untuk menagih janji Xena, mengajarinya soal Matematika. Baru tiga soal, tetapi Nawasena sudah uring-uringan.

Bora mencibir, "Enak banget, mentang-mentang pintar dari lahir bukannya belajar malah bisa-bisanya pacaran setiap hari."

"Dengki aja hati lo, pantes nggak laku."

"Bacot. Lebih busukan ketek lo dibanding hati gue."

Xena yang sedari tadi hanya mendengarkan kedua orang di sampingnya, kini terkekeh geli. Nawasena menyatukan kedua alisnya hingga dahinya berkerut membentuk gelombang. "Bener, Sayang?" tanya Nawasena yang menggeser duduknya mendekati Xena.

"Sedikit. Ya, pake logika Naw, kalo abis olahraga pasti bau apek. Apalagi kamu olahraganya dari pagi sampe sore gini. Yakali masih wangi."

"Katanya nih, indra penciuman orang bakal rusak kalau disumbat sama udara-udara cinta, tau, Na."

IQ (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang