9. Heereen Seventien

2.5K 706 58
                                    

ding dong, diharap komen.
biar otak saya ga berasep kimia.

Tujuh belas tahun. Ketika kamu sudah memiliki yang namanya Kartu Tanda Penduduk. Artinya, kamu membuka satu pintu berisi segudang masalah. Selamat, ya. Kamu pasti bisa melewati enam belas pintu lainnya.
IQ (F = m . a)

Hasil pertandingan bulanan yang diikuti Nawasena sudah pasti ... menang. Sejauh ini belum ada yang pernah mengalahkan Nawasena. Sebab, lawan Nawasena bukan Utkarsa. Sebab, Utkarsa tidak begitu menggeluti bidang Olahraga.

Mereka bertiga, Nawasena, Xena dan Bora sedang berjalan menuju parkiran. Kedua sedari tadi dirangkul oleh Nawasena yang berada di tengah-tengah.

"Masa langsung pulang sih? Bulan kemarin makan sore dulu, perasaan," celetuk Bora yang berhasil membuat Nawasena memberhentikan langkahnya.

"Iya, Naw, nggak mau jalan-jalan bertiga dulu? Besok pasti sibuk nugas, kan?" tambah Xena seraya menatap Nawasena dengan tatapan berbinarnya. Tatapan bangga yang Xena selalu tunjukkan tiap kali Nawasena melakukan hal-hal positif.

"Mau?"

"Mau lah."

"Boleh."

Xena tersenyum hangat, begitu pula dengan Bora. Keduanya saling bertatapan sebelum mengeluarkan suara di waktu yang bersama. "Makasih, Nawa!"

"Kalian berdua aja. Aku yang traktir, Na, tapi aku nggak bisa ikut, gapapa?" tanya Nawasena yang sudah menyodorkan kartu ATM nya pada Xena. "Kamu tau sandinya, kan, Na?"

Xena mengernyitkan alisnya. Senyumnya memudar begitu saja. "Kenapa kok nggak ikut? Kan kamu bintangnya, masa nggak ikut, Naw?"

Bora ikut menyahuti, "Iya, gak seru banget lo."

"Gue bukan tanda baca, buset, Ra."

"Dih, ngelawak lo? Bukan di sini tempatnya kalau mau ngelawak, di panggung idola cilik sana!"

"Cangcimen. Kacang kuaci gamen. Garing men!" ledek Nawasena, yang langsung dihadiahi injakkan kaki Bora. "Sakit, Ra!"

"Mangkanya, ikut dong!"

"Iya, Na. Ayo, ikut!" kata Xena dengan tatapan memohonnya.

Nawasena menarik kepala Xena dan memeluknya singkat. "Aku ada janji sama Mama. Bulan kemarin kan aku ngerayain kemenangan bareng kalian. Bulan ini gantian sama Mama aku, dong. Romantis 'kan, aku, Na?"

"Iya-iya. Nawasena paling romantis pokoknya! Bener ya, makan sama Mama? Awas kalau selingkuh!"

"Yah. Padahal aku udah lama selingkuh."

Xena dan Bora sama-sama melototkan matanya. Nawasena sampai mundur selangkah karena terkejut. "Aku pacaran sama kamu, artinya aku selingkuhin Mama, kan, Na?"

"NAWASENA GAK GITU PENAFSIRANNYA!"

πππ

Kemenangan. Itu sebenarnya bukan satu-satunya yang diharapkan Nawasena. Yang kini badannya membeku di lantai tujuh rumahnya setelah ditarik paksa oleh kedua pria berbadan tegap, suruhan Mamanya.

"Ma, cuma kurang dua poin dari pertandingan bulan lalu."

"Cuma?"

"Tapi aku menang, Ma!"

"Kamu kalah melawan diri kamu sendiri bulan lalu."

Nawasena tidak benar-benar menang. Dia kalah. Dan harus menerima konsekuensinya. "Maaf, Ma."

IQ (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang