"Jangan terlalu percaya dan terlalu banyak berprasangka. Karena, jika kepercayaanmu dirusak rasanya akan menyakitkan, dan jika prasangka kamu tidak tepat sasaran maka hatimu akan merasakan sesak yang teramat."
IQ (F=m.a)Laboratorium komputer di jam pulang sekolah seperti ini selalu sepi. Ya, bagaimana tidak, siapa juga yang mengunjungi laboratorium komputer sepulang sekolah terkecuali Utkarsa yang memang seringkali membantu Pak Drajat di sini.
Hari ini Utkarsa mengajak Bora untuk mampir sebentar ke laboratorium komputer sebelum pulang mengunjungi panti asuhan milik Ibu Chelzea. Utkarsa tengah sibuk berkutat dengan komputer bersama Bora duduk di sampingnya.
"Princess, boleh tolong cek grafik dari semua persamaan ini?"
Bora mengambil buku yang diberi oleh Utkarsa. Sudah ada tiga persamaan yang ditulis oleh Utkarsa di salah satu lembar yang terbuka.
Persamaan pertama : (x-4)²/0.0001 + (y-20)²/4 = 3
Persamaan kedua : 2(x-10)² + 3(x-10)² - 3√(x-10)² . (y-10) = 20
Persamaan ketiga : (x-17.5)² + (y-3)²/12 . √-2y+9.5 = 2
"Lo gila? Gue gambar grafik ini semua?"
Utkarsa menoleh seraya tersenyum hangat. "Pakai website desmos atau geogebra, Princess. Itu website untuk mencari tahu gambar grafik dari sebuah persamaan, kamu tinggal ketik persamaannya saja nanti langsung keluar kok gambar grafiknya."
Bora mengangguk paham, setelahnya dia mulai mencari web desmos mulai mengetik persamaan demi persamaan yang ditulis rapi oleh Utkarsa. Grafik persamaan pertama membentuk sebuah garis vertikal.
Bora awalnya masih biasa-biasa saja saat mengetik persamaan kedua yang begitu panjang, dia sampai tidak melihat ke arah grafik dan fokus pada persamaan yang dia ketik.
Seusai mengetik persamaan kedua, Bora mengalihkan pandangannya untuk melihat grafik dari persamaan kedua. Matanya membulat sempurna, tetapi dia langsung menghela napas panjang-panjang, berusaha biasa saja meski hatinya sudah tak karuan. Ingat, ini cuma sebuah persamaan, bukan perasaan.
Bora kembali mengetik persamaan ketiga. Lantas, dia melihat hasil grafik dari seluruh persamaan. Matanya terbuka secara sempurna. Bagaimana tidak, lihat saja sendiri hasil grafik dari persamaan yang Utkarsa buat.
Bora menoleh pada Utkarsa yang ternyata tengah menatapnya seraya tersenyum manis. "Sa, ini cuma persamaan kan?"
"Lebih tepat jika dikatakan persamaan-persamaan perasaan saya untuk kamu."
Bora terdiam, mencoba untuk menetralisir degub jantung yang tengah berpacu dengan cepat.
"Saya tidak tahu caranya mengungkapkan sebuah perasaan, bahkan cara-cara mengajak seorang wanita yang saya cintai untuk merajut kisah kasih bersama saja saya tidak tahu. Jadi, saya memutuskan untuk membuat persamaan tentang perasaan saya untuk ka—"
KAMU SEDANG MEMBACA
IQ (SELESAI)
Ficção Adolescente[BEBERAPA PART DIPRIVAT. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA] Untuk diakui sebagai manusia, harus menerapkan rumus Fisika, hukum Newton kedua. Terlebih, bagi ketiga keluarga dengan IQ tertinggi di Indonesia. Mereka selalu menempati posisi teratas dalam a...