Pada dasarnya manusia memiliki sisi gelapnya tersendiri. Akan tetapi, sisi gelap tersebut dapat diterangkan oleh cahaya-cahaya yang bersinar dari energi positif yang ditanam oleh diri sendiri. So, be a positive person.
IQ (F=m.a)Bora dan Trayi berlari ke arah rumah sakit yang sudah dikerumuni banyak wartawan berita dari berbagai stasiun televisi. Bora berdecak, dia mengenggam tangan Trayi, mencoba masuk ke dalam melewati wartawan-wartawan dengan sekuat tenaga hingga mengeluarkan keringat di dahinya.
Setelah bermenit-menit, akhirnya mereka berdua dapat masuk ke dalam setelah para bodyguard keluarga Ranajaya yang mengenal mereka berdua mengizinkan mereka berdua masuk, berbeda dengan para wartawan yang tertahan di pintu depan.
Bora dan Trayi sama sekali tidak dihubungi oleh siapapun tentang Idaline yang masuk ke rumah sakit. Akan tetapi mereka berdua tahu dari berita yang mereka tonton.
Bora berhenti di koridor. Diikuti Trayi yang mengomel, "Kok berhenti sih, Kak?"
Bora menggeleng lalu kembali berjalan cepat disusul Trayi di sampingnya. Di depan pintu salah satu kamar VVIP paling atas banyak bodyguard serta kedua anggota keluarga Ranajaya, sedangkan yang satunya sedang berada di dalam ruangan.
"Mi," panggil Trayi kepada Elee yang tatapannya sedari awal tak luput memandang Bora.
"Mi, nenek gimana?" tanya Trayi seraya mendekat pada Elee. Elee berdiri. Akan tetapi melewati Trayi dan berhenti tepat di depan Bora.
"Kamu enggak berhak datang, Bora."
Bora meneguk salivanya. Tangannya yang semula bergerak ingin memeluk wanita paruh baya di depannya kini menjadi kaku. "Aku nganter Trayi."
"Udah kan?"
Bora mengangguk. Matanya merekam tiap inci wajah paruh baya yang sama sekali tak berubah sedikitpun tapi tetap Bora rindukan setiap malam sebelum tidur.
"Enggak rindu, ya?" tanya Bora.
Manendra yang melihat kedua pasangan ibu dan anak yang sudah lama tak saling bertemu dan berbincang tersebut menarik tangan Trayi untuk turun, meninggalkan mereka berdua dan bodyguard di sana. "Ayo, Tra, nanti Om ceritain keadaan nenek," ajak Manendra.
Trayi berbisik lirih, "Terus kakak sama Mami gimana?"
"Mereka butuh ruang berdua, Tra." Akhirnya, Trayi menurut dan mengikuti langkah Manendra untuk masuk ke dalam lift.
Elee menggeleng cepat. "Sama sekali, enggak."
Bora tersenyum meski matanya mulai memanas. "Kalau Bora, sangat rindu."
Elee membalikkan badannya, berniat untuk masuk ke dalam ruangan daripada berbincang dengan Bora. Sedangkan Bora, kembali membuka mulutnya. "Mami enggak pernah sayang sama Bora, ya? Sampai Bora dijual dan enggak dianggap anak sama Mami."
Elee menghela napasnya. Tangannya bergerak mengintruksi beberapa bodyguard yang langsung berjalan mendekati Bora. Bora mundur beberapa langkah, "Ini gue mau pergi. Gue gak butuh jasa kalian."
"Tapi gue mau ngomong dulu," ucap Bora seraya menatap Elee yang membuka pintu ruangan dan langsung masuk, "Gue sayang mereka semua, meskipun mereka enggak pernah sayang sama gue," lanjut Bora, setelahnya langsung pergi dari sana dengan luka lama yang kembali disiram oleh dirinya sendiri, hingga kembali basah.
πππ
Trayi kembali menginjak rumah ini, diantar oleh Manendra yang memilih untuk menunggu di dalam mobil. Manendra belum siap untuk bertemu Kishika.
KAMU SEDANG MEMBACA
IQ (SELESAI)
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIPRIVAT. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA] Untuk diakui sebagai manusia, harus menerapkan rumus Fisika, hukum Newton kedua. Terlebih, bagi ketiga keluarga dengan IQ tertinggi di Indonesia. Mereka selalu menempati posisi teratas dalam a...