5. Kelarutan Molar

4.2K 861 88
                                    

Jangan malu ditertawai karena menceritakan sebuah mimpi besarmu. Sebab, itu adalah hal yang bisa dilakukan oleh orang yang benar-benar berani bermimpi.
IQ (F = m . a)

Xena menatap buku Kimianya dengan malas. Padahal sekarang baru pukul tujuh malam. Entah mengapa, Xena paling malas jika belajar Kimia. Akan tetapi, Xena harus melawan rasa malas tersebut setiap hari. Xena tidak ingin peringkat satu paralelnya direbut orang.

Ponsel yang ditaruh di samping meja belajarnya itu bergetar. Menampilkan sebuah kontak bernama NawH. Xena mengambil ponselnya, menjawab panggilan tersebut.  "Kenapa, Naw?"

"Besok jadwal pelajaran kamu, Kimia. Aku udah di ruang belajar rumah kamu, nih. Sini."

"Ngapain kamu? Tumben."

"Yah, Na. Aku kan mau bikin kamu semangat belajar. Kata orang nih, perempuan bakal semangat belajar kalau ditemenin sama pacar."

"Terus yang nggak punya pacar gimana?"

"Ya, semangatin diri sendiri lah."

"Yaudah, aku nggak usah punya pacar aja kalau gitu. Bisa semangatin diri sendiri, hebat."

"Lah? Na?"

Xena mematikan panggilan sebelah pihak. Mengambil buku paket Kimia dan binder catatannya. Melangkah menuju ruang belajar yang berada di paling ujung lantai tiga.

Belum sempat Xena membuka pintu ruangan tersebut, pintu itu telah terbuka dengan sendirinya. Nawasena keluar dari sana. Menatap Xena yang terkikik geli melihat raut wajah Nawasena yang begitu khawatir.

"Na? Kita nggak putus kan?"

Xena menggeleng. "Aku nggak bilang putus, Naw."

Sebelah tangan Nawasena memegang tembok. Tubuhnya masih lemas karena ucapan Xena via telepon tadi. Sebab, salah satu hal yang paling Nawasena takuti adalah kehilangan Xena.

"Alay banget, sih, Naw sampai keringat dingin gitu," kekeh Xena.

"Yaudah, sekalian aja alay banget kalau gitu. Aku mau peluk."

"Jawab pertanyaan dulu, ya?"

"Apa?"

"The peacock feather beautiful, isn't?"

"Yes, it is!"

Xena terkekeh, lalu memeluk tubuh Nawasena dengan satu tangan, sebab tangan lainnya masih setia mendekap buku. Nawasena membalas peluk. Mendekap tubuh Xena ke dalam pelukan hangat.

"Kenapa harus ganti bulannya jadi bulu burung merak sih, Na?"

"Nanti aku kirim link artikel deh. Baca sendiri, aku malu."

πππ

Xena membaca soal kimia dalam hati secara sekilas. Terdengar helaan napas yang selalu terdengar tiap kali Xena membaca satu soal. Namun, setelahnya Xena tetap mengerjakan soal tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IQ (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang