"Setiap hari adalah ending. Maka dari itu, setiap hari kita bisa mengubah ending, tergantung bagaimana usaha kita sendiri, dan tergantung takdir Tuhan tentunya."
IQ (F=m.a)Ini ending. Jangan lupa komen;)
"Saya tau tentang Xena," ucap Utkarsa tiba-tiba.
Bora berhenti. Lantas dia menoleh. "Maksud lo?"
"Xena skizofrenia, kan?"
Bora mengernyitkan alisnya. "Lo tau dari mana?"
"Saya pengamat yang baik, kalau kamu tidak sadar."
Flashback Bagian Welcome to IQ Classification
"Please lah, hari ini aja jangan beser banget!"
Utkarsa menoleh ke sumber suara saat hendak pergi kamar mandi. Itu Bora, gadis itu tampak buru-buru berjalan ke arah kamar mandi sama seperti Utkarsa. Tak lama, Utkarsa keluar dari kamar mandi bersamaan dengan Bora keluar dari kamar mandi. Utkarsa ingin menghampiri tetapi, Xena lebih dulu menghampiri Bora.
"Ra, lo lama banget. Tadi gue nyuruh lo nunggu gue taunya gue yang nunggu lo di sini sepuluh menit. Ayo, buru. Nanti keburu mulai."
Xena menarik tangan Bora. Bora terlihat agak sedikit terkejut, akan tetapi Bora langsung mengangguk. Itu membuat Utkarsa merasa sedikit aneh. Dia bahkan tadi tidak mendapati Xena berbicara dengan Bora sejak masuk ke ruangan sampai ke kamar mandi tadi.
Seusai tes, Utkarsa berkunjung ke kantin untuk membeli air mineral karena dia merasa haus. Di sana, Utkarsa justru kembali penasaran ketika Xena duduk di kantin dan berbicara sendiri. Seolah-olah Nawasena ada di sana.
"Naw, serius?"
Xena memekik keras. Mengambil alih perhatian orang-orang di sekitarnya yang mungkin sedikit terganggu dengan pekikan Xena.
"Dih, gila."
Xena mengernyit tak suka pada salah seorang yang baru saja lewat seraya menceletuk ringan. Xena nampak ingin membalas. Akan tetapi, tidak jadi. Aneh. Xena justru kembali berbicara sendiri.
"Huh. Dia ngomong enggak pakai hati apa, Naw? Kenal aja enggak."
"Lo gila, ya?"
Xena menoleh pada seorang gadis yang lebih muda darinya. Xena mengerutkan dahinya. Kesal. Namun, raut wajahnya kembali tenang.
"Emang boleh ya orang gak waras ikut tes?"
"Emang staffnya gak meriksa dulu?"
"Kecolongan kali."
"Na, ikut gue."
Bora datang dan langsung menarik lengan Xena keluar dari ruangan ini. Utkarsa memicingkan matanya. Xena ini kenapa? Karena penasaran, Utkarsa pergi ke perpustakaan di sana, dan mencari buku tentang kesehatan mental manusia. Gejala yang ditunjukkan Xena cenderung ke skizofrenia.
"Xena skizofrenia?" tanyanya pada diri sendiri. Lantas, Utkarsa pergi ingin menanyakan hal ini pada Bora.
Di tengah koridor, dia justru melihat Nawasena sedang menatap pohon-pohon cemara kipas yang berjejeran dengan daun yang seolah mengikuti arah gerak angin sepoi-sepoi.
"Sedang memikirkan apa?"
Ekor mata Nawasena melirik Utkarsa yang berdiri di sampingnya.
"Katanya, orang yang sedang menatap alam itu tandanya dia sedang memikirkan hal yang sangat penting. Benar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IQ (SELESAI)
Roman pour Adolescents[BEBERAPA PART DIPRIVAT. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA] Untuk diakui sebagai manusia, harus menerapkan rumus Fisika, hukum Newton kedua. Terlebih, bagi ketiga keluarga dengan IQ tertinggi di Indonesia. Mereka selalu menempati posisi teratas dalam a...