PENGUMUMAN PENTING
CERITA IQ SEASON 1 SUDAH TAMAT.
AKAN TETAPI MOHON KERJA SAMANYA KEPADA PEMBACA
Untuk vote dan komen di setiap part, ramaikan cerita ini. Karena kalau tidak ramai, aku tidak akan melanjutkan season 2nya.Tolong hargai aku ya, aku buat cerita ini kadang revisi berkali-kali garis besarnya tiap tengah malam habis kerjain tugas kuliah.
Hargai dengan pencet vote dan komen di setiap part, mudah bukan? :)
Aku pasti baca dan balas. Karena baca komen bisa bikin aku semangat revisi dan nulis.
Terima kasih untuk pembaca yang bisa diajak bekerja sama. Love segedung IQ Classification <3
Selamat membaca ^^
πππ
"Visualisasi hidup itu berbagai macam bentuknya. Sesuai keinginan dan tindakan manusia itu sendiri. Ada yang mulus ada juga yang rumit. Akan tetapi, semulus-mulusnya kehidupan manusia, tetap saja memiliki masalah dalam kehidupannya."
IQ (F = m.a)Trayi berjalan gontai di lantai koridor sekolahnya, setelah keluar dari ruangan belajar khusus anak-anak olimpiade. Ya, Trayi gagal lagi. Dia harus keluar dari ruangan tersebut untuk ke sekian kali. Berbeda dengan Kishika yang masih belajar dengan perasaan senang di dalam.
"Cape, gagal terus," lirihnya. Seolah berbicara pada keramik yang sedang ia injak.
"Pasti habis ini dimarahin mami."
"Cape, dimarahin melulu."
"Padahal gue udah usaha sekeras yang gue bisa."
"Enggak adil."
Saat Trayi hendak berlari karena sudah terlanjur menitikkan air matanyaa, sebuah tangan menahannya. Kishika. Gadis itu menatap sedih Trayi yang terus menangis.
"Jangan cengeng. Nangis bikin otak lo tambah bego," kekehnya, kemudian pergi ke arah toilet wanita yang tak jauh dari sana.
Trayi marah. Marah pada segalanya. Pada Kishika yang selalu bahagia. Pada dirinya yang selalu menangis sengsara setelah gagal. Bangkit dengan semangat baru, lalu gagal lagi. Trayi juga marah pada takdir yang menurutnya tak pernah adil. Trayi ingin rasanya menuntut keadilan itu.
"KISHIKA!" teriaknya.
Trayi melihat sapu yang berada di dekatnya. Baru hendak mengambil, tetapi sapu tersebut lebih dulu diambil oleh orang lain. Siswi yang Trayi kenal, namanya Nanda. Nanda ini penyendiri, sama seperti dirinya. Bedanya, di luar sekolah Nanda sangat dikenal oleh anak-anak sekolah lain.
"Jangan, Tra. Lo lagi emosi. Jangan bikin emosi ngendorong lo masuk jurang masalah lainnya."
"Mending, gue kasih asupan cowok ganteng, mau nggak?" tanya Nanda seraya memegang bahu Trayi, memaksa gadis itu untuk duduk di kursi koridor.
"Duduk dulu, kalau lagi emosi itu duduk terus liat cowok ganteng yang seger-seger, bukan ambil sapu terus ngegebuk anak orang."
Kishika menghapus sisa air matanya tadi. Sekaligus menarik napas panjang-panjang. "Mana?"
"Apanya?"
"Cowok ganteng yang seger-seger."
Nanda menyerahkan video di ponselnya yang semuanya berisi video boyband Korea. Membiarkan Trayi menonton sesuka hati, tetapi sebelum itu Nanda menunjuk satu pria tampan yang duduk di antara pria tampan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IQ (SELESAI)
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIPRIVAT. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA] Untuk diakui sebagai manusia, harus menerapkan rumus Fisika, hukum Newton kedua. Terlebih, bagi ketiga keluarga dengan IQ tertinggi di Indonesia. Mereka selalu menempati posisi teratas dalam a...