XXXIV

88 8 0
                                    

"Bagaimana bisa kau punya haters?"

"Aku melakukan kesalahan"

"Hum..berarti haters tak salah" Seketika Somi langsung menatap wajah namja itu.

"Aku memang tak pernah menyalahkan mereka, hanya cara mereka sangat keterlaluan menurutku"

"Begitulah mereka..

Umm.. Soal jaket mu maaf aku membuangnya, aku akan menggantinya"

"Tidak perlu"

"Apa jaket itu berharga untuk mu? Sampai sudah bau begitu masih kau tengteng dan kau peluk"

"Jaket itu pemberian dari sahabat ku, awalnya aku akan mencucinya, tapi kau sudah membuangnya"

"Akan aku ganti"

"Tidak usah, sudahlah"

"Terserah kau saja"

Tak lama mereka sampai di depan kediaman Somi, Somi sudah memberi tau alamatnya. Somi tak bodoh memberikan begitu saja, ia hanya percaya karena saat di perjalanan namja itu sudah berbincang banyak dengannya.

Somi akhirnya tau nama namja itu, dan siapa dia. Menurut Somi di tak mungkin macam-macam, dan sekalian menambah pertemann di ruang lingkup entertain.

"Thanks, op--"

"Eits! Panggil nama saja, aku tak suka di panggil begitu"

"Hey berkaca lah, umur kita itu terpaut jauh"

"Aku tidak perduli"

Somi ingin cepat turun dan istirahat, jadi iya hanya mengikuti dengan malas kemauan namja yang tak mau di panggil oppa itu.

Somi turun, membungkukkan badannya lalu melambaikan tangan, dan segera masuk ke dalam rumah setelah mobil itu pergi.

Seseorang mengendurkan senyumannya dan berganti dengan kerutan di dahi setelah melihat mobil yang mengantrakan Somi pulang.

'Suga hyung?'

°°°

Somi memandangi berkali-kali paper bag yang baru ia ambil di depan pintu rumahnya saat ia baru pulang tadi. Dengan rambut yang masih basah, Somi terus memandangnya dengan duduk di ujung kasur.
'Ini sangat tidak lucu jika saat aku buka isinya adalah hal yang aneh-aneh'

'Jimin oppa bilang haters di korea senang sekali meneror'

Tapi rasa penasaran nya sangatlah besar, dengan rasa yang sudah mantap Somi pun membuka pelan paper bag itu. Bukan terkejut atau melemparnya, Somi malah kebingungan dengan isi paper bag itu.

tiga pack masker berwarna hitam, dua jaket over size hitam dengan model hoddie yang besar, dua bucket hat hitam, dan satu kaca mata hitam. Yang membuat Somi bingung sebenarnya bukan hanya isinya saja, tapi brand dari setiap barang itu. Brand itu tidak main-mian harganya.

'Apa ini salah alamat? Siapa juga yang mau memberikan ku barang mahal begini dengan cuma-cuma'

Ada secarik kertas di dalam paper bag itu yang menyita perhatian Somi.

'Warna hitam sangat cocok untuk bersembunyi. Bersembunyi bukan berarti kau lemah, kau hanya perlu menjaga dirimu dalam keadaan seperti sekarang, agar nanti kau bisa tunjukkan pada mereka bahwa kau tak seburuk itu, ingat kau hanya manusia biasa yang pasti memiliki kesalahan, hanya saja mereka yang berperan untuk mengkritik'

DESTINY ✔ [SOMKOOK] [COMPLETE] 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang