12 | Renungan

20 1 0
                                    

"Bagiku malam itu bukan sekedar waktu untuk kita mengistirahatkan badan, lebih dari itu malam adalah waktu dimana kita bisa hanyut ke dalam renungan."

-Zaydan-

***

Semua karyawan ARCA sudah mulai membereskan meja dan kursi. Memastikan semuanya tetap rapih pada tempatnya setelah café ditutup nanti. Setengah jam yang lalu semua pengunjung sudah tidak ada di café dan sekarang yang tersisa hanyalah Zaydan beserta seluruh karyawannya.

Berbeda dengan teman-temannya yang sibuk mondar-mandir membereskan barang, Jihan yang sudah menyelesaikan semua tugasnya memilih untuk membereskan dirinya ke toilet. Dia sudah bersiap untuk pulang setelah ini, tapi dia masih menunggu Ningsih yang sepertinya belum keluar dari dapur.

"Teman-teman bisa kumpul disini sebentar, ada hal yang harus saya sampaikan pada kalian semua," suara Zaydan mengalihkan semua atensi manusia yang berada di tempat itu. Tak terkecuali Jihan, Roy, dan Ningsih, yang saat ini sudah terlihat berjejer rapih bersama karyawan lainnya.

Semua orang menunggu penasaran dengan apa yang akan Zaydan sampaikan. Apakah aka nada kenaikan gaji, menu baru, atau malah PHK masal? (amit-amit kalau ini yang terjadi)

"Sudah kumpul semua?" tanyanya.

"Sudah," jawab mereka serempak.

"Oke, karena semua sudah kumpul saya kan langsung sampaikan ini. Jadi besok café tutup," belum selesai berbicara tapi semua karyawannya itu sudah mulai saling pandang sambil berbisik-bisik. "Bisa diam dulu?" Zaydan mencoba menghentikan obrolan karyawannya.

Seketika semua menjadi senyap.

"Oke terimakasih. Jadi besok café harus tutup karena saya ada acara tasyakuran kehamilan kakak saya. Kalian semua saya undang, bagi yang memiliki waktu senggang sangat dianjurkan ikut. Ya itung-itung menyambung tali silaturahmi dengan keluarga saya," tutur Zaydan.

Tadi siang Zaydan mendapat kabar bahwa kakak tertuanya, Syira, ternyata kembali mengandung. Seluruh keluarganya begitu senang mendengarnya. Untuk itulah keluarganya akan megadakan pengajian di rumah. Kakaknya juga akan datang ke rumah untuk menghadiri acara tersebut. Zaydan tentu juga sangat bahagia mendengar bahwa dia kan kembali memiliki keponakan, untuk itu dia mengundang semua karyawannya. Dan dia sangat berharap bahwa satu orang itu akan turut hadir, dia adalah Jihan.

"Jam berapa Mas?" tanya salah satu karyawan.

"Acaranya ba'da dhuhur, jadi yang punya urusan pagi hari bisa diselesaikan dulu urusannya. Ada pertanyaan lagi?"

Semuanya hening.

"Oke kalo nggak ada mungkin itu saja yang mau saya sampaikan, kalian boleh pulang."

Semua orang di ruangan tersebut satu persatu meninggalkan café, tak terkecuali Jihan. meninggalkan Zaydan di tempat itu sendirian menunggu semua orang keluar dan dia akan segera mengunci pintu ARCA.

***

Zaydan berdiri di balkon kamarnya. Menatap langit yang tentu saja gelap namun terlihat begitu indah karena bulan hadir ditemani bintang-bintang yang bertaburan. Dulu sewaktu kecil bundanya bercerita bahwa seseorang yang meninggal akan hadir kembali dalam bentuk bintang. Mereka tetap bisa melihat bagaimana keluarganya selepas dia meninggalkan dunia. Namun kini dia baru sadar makna dari cerita tersebut. Maknanya bahwa meskipun manusia telah meninggalkan dunia, tetapi jiwanya akan tetap abadi dan tetap hidup untuk melihat bagaimana keluarganya sepeninggal dirinya. Hidup dimanakah yang dimaksud? Mereka akan tetap hidup di hati orang-orang yang mencintainya.

Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang